Ingin punya asuransi jiwa, tapi bingung bagaimana cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa yang tepat untuk kebutuhan Anda? Simak pembahasan simpel kami berikut ini!
- Siapa saja yang bergantung pada Anda secara finansial?
- Siapa saja ahli waris Anda secara hukum?
- Berapa besar nafkah yang Anda berikan?
- Berapa besar nafkah yang akan mereka butuhkan?
- Apakah Anda memiliki hutang?
- Apa Saja Biaya Terkait Kematian?
- Apakah Anda sanggup membayar preminya?
Jika Anda adalah pencari nafkah, dan ada orang-orang yang bergantung kepada Anda secara finansial, maka Anda perlu memiliki asuransi jiwa. Tujuan memiliki asuransi jiwa bermacam-macam. Mulai dari ingin meninggalkan dana untuk keluarga jika terjadi resiko meninggal, hingga untuk menutup hutang agar tidak diwarisi ke pasangan dan anak-anak.
Apapun tujuannya, Anda adalah orang yang penyayang dan bertanggung jawab. Juga perencana yang baik, karena Anda sedang memikirkan masa depan keluarga, dengan atau tanpa kehadiran Anda.
Yang perlu Anda perhitungkan dengan matang adalah berapa besar uang pertanggungan yang keluarga Anda butuhkan. Anda harus mengetahui cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa Anda. Untuk itu, Anda perlu menjawab beberapa pertanyaan berikut ini.
1. Siapa saja yang bergantung pada Anda secara finansial?
Anak? Suami? Istri? Saudara kandung? Orang tua? Karyawan Anda? Hewan peliharaan Anda? Coba buat daftar siapa saja yang hidupnya membutuhkan dana dari Anda.
Jangan lupakan orang tua sebagai ahli waris potensial Anda, karena tidak ada yang bisa memastikan umur seorang anak sudah pasti lebih panjang dari orang tuanya. Apalagi, jika orang tua Anda hanya bergantung pada Anda. Simak kisah pengalaman klaim asuransi jiwa yang satu ini, dimana sang Nenek akhirnya tidak memiliki jaminan hari tua setelah anaknya meninggal di usia muda.
2. Siapa saja ahli waris Anda secara hukum?
Coba lihat lagi daftar Anda dari nomor 1 di atas. Apakah semuanya memiliki hubungan darah dengan Anda? Apakah ada keterikatan hukum dengan Anda? Jika tidak, Anda tidak bisa mewariskan asuransi jiwa kepada mereka.
Menurut KUHPerdata, ada empat golongan ahli waris. Semuanya memiliki hubungan darah dengan pewaris. Jika Anda ingin memberikan warisan/jaminan keuangan untuk karyawan Anda melalui asuransi jiwa, pastikan Anda dan karyawan Anda terhubung secara hukum melalui badan usaha yang sah. Badan usaha/perusahaan Anda dapat menjadi ahli waris asuransi jiwa Anda.
3. Berapa besar nafkah yang Anda berikan?
Hitung seluruh pengeluaran untuk dependent atau yang bergantung pada Anda. Misalnya, pasangan Anda setiap bulannya menerima Rp 10 juta dari Anda. Lalu anak-anak Anda per bulannya memerlukan biaya masing-masing Rp 8 juta (anggap ada 2 anak). Orang tua Anda menerima Rp 3 juta per bulan dari Anda. Jumlahkan semua itu, kalikan 12 untuk mendapatkan biaya setahun. Anggaplah, dalam setahun Anda menafkahi orang tua dan keluarga Anda sebesar Rp 348 juta.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Anda
Dari sini Anda bisa memperhitungkan berapa uang pertanggungan yang harus Anda miliki. Ingat, gunanya asuransi jiwa adalah supaya dengan atau tanpa Anda, keluarga dapat melangsungkan kehidupan mereka. Salah satu metode yang sering digunakan adalah memperhitungkan dana yang harus disetor agar bunga depositonya sesuai dengan pengeluaran keluarga Anda.
Dengan metode tersebut, maka uang pertanggungan yang harus Anda miliki adalah Rp 7,25 Milyar. Darimana perhitungannya? Dana sebesar Rp 7,25 Milyar jika didepositokan, per tahunnya akan menghasilkan bunga sebesar Rp 348 juta (asumsi bunga deposito 6%, dipotong pajak deposito 20%). Artinya, setiap tahun ada dana pasif yang siap mencukupi kebutuhan keluarga.
Langkah berikutnya, pastikan nama-nama ahli waris dan bagiannya masing-masing jelas. Gunanya untuk menghindari pertikaian. Kalau dari contoh di atas misalnya, pasangan Anda menerima 34%, masing-masing anak Anda menerika 28%, dan orang tua Anda menerima 10%. Sehingga, dana pertanggungan jiwa langsung ditransfer ke orang yang bersangkutan.
Jangan khawatir, Anda bisa merubah-rubah nama dan porsi ahli waris Anda kapanpun Anda mau setelah polis menjadi milik Anda.
4. Berapa besar nafkah yang akan mereka butuhkan?
Jangan lupa dengan yang namanya inflasi. Uang sekolah dan kebutuhan pokok bisa meningkat drastis bertahun-tahun ke depan.
Alhasil, dana yang dibutuhkan keluarga Anda akan meningkat ke depannya. Ada baiknya, Anda mempertimbangkan inflasi, dan memperbesar uang pertanggungan yang Anda siapkan untuk keluarga.
5. Apakah Anda memiliki hutang?
Kalau ada hutang, baik hutang usaha maupun lainnya, bisa memotong/menyita aset yang harusnya diwariskan kepada keluarga Anda. Pastikan hutang-hutang Anda sudah terproteksi dengan asuransi jiwa yang sesuai jumlahnya.
Jika Anda meminjam dana dari bank, pastikan ada asuransi jiwa terkait pinjaman Anda, agar hutang ini tidak menyulitkan keluarga Anda. Jika bank tidak menyediakan asuransi jiwa, Anda harus beli sendiri agar aman.
6. Apa Saja Biaya Terkait Kematian?
Perhitungkan juga biaya yang akan timbul pada aset-aset Anda. Rumah atas nama Anda misalnya, jika diwariskan ke ahli waris, maka ahli waris harus menanggung biaya bea balik nama (BPHTB). Jika nilai aset Anda terbilang besar, biaya ini bisa dihemat melalui asuransi jiwa.
Selain itu tentu saja ada biaya pemakaman. Untuk beberapa suku dan adat, biaya pemakaman bisa menjadi cukup besar. Biaya Ngaben di Bali misalnya, bisa menyebabkan banyak keluarga yang ditinggalkan berhutang. Biaya lahan pemakaman di San Diego Hills, Karawang, bisa mencapai ratusan juta Rupiah. Perhitungkan juga biaya ini agar tidak membebani keluarga yang ditinggalkan.
Kembali lagi ke bagian cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa Anda di atas, lalu tambahkan biaya-biaya extra ini.
7. Apakah Anda sanggup membayar preminya?
Jangan tersinggung ya dengan pertanyaan yang satu ini. Tapi, asuransi jiwa benar-benar harus dijaga. Sayang sekali jika putus di tengah jalan, Anda hanya buang-buang uang saja jadinya.
Jika berdasarkan perhitungan di atas, premi yang harus Anda bayarkan terlalu besar, Anda bisa mengurangi uang pertanggungan yang harus Anda miliki. Gunakan pendekatan lain.
Misalnya, Anda hanya menanggung biaya hidup keluarga selama 10 tahun saja. Maka, dari contoh di atas, kalikan saja Rp 348 juta dengan 10 tahun, hasilnya Rp 3,48 Milyar. Atau, hanya 50% dari ketika Anda masih hidup (maaf, sekedar contoh). Jadi, nilai uang pertanggungannya bisa dikurangi. Alhasil, premi yang harus Anda bayarkan akan menjadi lebih ringan.
Yang jelas, lebih baik punya asuransi jiwa sedikit ketimbang tidak ada sama sekali. Untuk selengkapnya mengenai perencanaan asuransi, cek artikel kami Gimana Cara Asuransi Bisa Bikin Kamu Kaya.
Demikian cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa Anda. Cukup mudah? Atau Anda mungkin masih bingung mengenai berapa uang pertanggungan jiwa yang harus Anda miliki? Ingin perhitungan premi yang kemungkinan harus Anda bayarkan? Atau berminat dengan premi asuransi jiwa yang dijamin 100% kembali setelah beberapa waktu? Langsung hubungi konsultan Asuransi Now yang siap membantu Anda.