- Gejala Saraf Kejepit
- 1. Rasa Nyeri
- 2. Mati Rasa
- 3. Tubuh Merasa Lemah
- Penyebab Saraf Kejepit
- Mengobati Saraf Kejepit
- 1. Pengobatan
- 2. Terapi
- 3. Operasi
- 4. Berenang
- Mencegah Saraf Kejepit
- Apakah Saraf Kejepit Dicover Asuransi?
Saraf kejepit adalah istilah populer untuk menyebut Herniated Nucleus Pulposus (HNP). HNP merupakan suatu kondisi kesehatan ketika bantalan di antara tulang belakang menonjol dan menekan saraf yang berada di sekitarnya. Bantalan ini bersifat lunak seperti agar-agar.
Masalah saraf terjepit sangat mengganggu aktivitas seseorang, bahkan bisa menyebabkan masalah pada pergerakan. Lalu, apa penyebab saraf terjepit dan bagaimana cara mengatasinya?
Gejala Saraf Kejepit
Sebagian besar penderita saraf kejepit merasakan nyeri pada bagian punggung. Namun, rasa sakit juga bisa dirasakan pada bagian leher. Tanda dan gejala ini bergantung pada lokasi terjadinya saraf terjepit.
Rasa Nyeri
Menurut Mayo Clinic, salah satu gejala saraf terjepit adalah rasa nyeri pada lengan atau kaki. Jika masalah ini terjadi pada punggung bawah, Anda akan merasakan nyeri di bagian belakang, paha, dan betis. Namun, jika penyebab saraf terjepit ada di leher, rasa nyeri terasa di bagian bahu dan lengan.
Nyeri juga bisa menjalar ke bagian lengan maupun kaki, terutama jika Anda batuk, bersin, atau bergerak. Rasa nyeri adalah seperti terbakar atau terkena benda tajam.
Mati Rasa
Gejala lainnya adalah mati rasa atau kesemutan. Gejala saraf terjepit ini bisa menyebar ke bagian tubuh yang berhubungan dengan saraf tersebut.
Tubuh Merasa Lemah
Seiring dengan rasa nyeri yang dialami, penderita juga merasakan kelemahan, terutama pada saraf yang berhubungan dengan saraf terjepit. Kondisi ini dapat menyebabkan Anda mengalami kesulitan berjalan, tersandung, atau tidak bisa mengangkat sesuatu.
Beberapa gejala syaraf kejepit tersebut mungkin tidak dirasakan secara nyata oleh penderita. Namun, hal ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Penyebab Saraf Kejepit
Lalu, apa yang menjadi penyebab saraf terjepit? Masalah kesehatan ini biasanya disebabkan oleh keausan yang terjadi secara bertahap karena penuaan atau disebut disk degeneration. Karena itu, seiring bertambahnya usia, cakram pada tulang belakang akan menjadi kurang fleksibel dan rentan pecah atau robek. Hal ini bisa terjadi bahkan karena putaran atau tekanan kecil.
Nah, ada beberapa faktor risiko yang membuat masalah saraf terjepit menjadi lebih mungkin terjadi. Salah satunya, berat badan yang berlebih. Berat badan bisa menimbulkan tekanan ekstra di bagian punggung. Terlalu banyak duduk juga bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami saraf terjepit.
Otot punggung dan otot kaki belakang yang tidak seimbang dengan otot depan tubuh (karena jarang dilatih) juga bisa memperbesar resiko terkena saraf kejepit. Lakukan stretching atau olahraga yang bisa memperkuat otot bagian belakang Anda, seperti berenang atau pull up.
Kegiatan lain yang bisa menyebabkan hal ini adalah mengangkat, menarik, mendorong, atau menekuk ke samping secara berlebihan atau berulang. Namun, ada pula yang mengalami saraf kejepit karena genetika. Pada beberapa orang, ada kecenderungan bagian cakram mengembang sehingga menyebabkan masalah.
Selain itu, gaya hidup yang tidak baik seperti merokok diperkirakan menjadi salah satu faktor risiko masalah saraf kejepit. Merokok dapat mengurangi suplai oksigen yang disalurkan ke cakram tulang belakang. Hal ini dapat membuat bagian tersebut menjadi cepat rusak.
Mengobati Saraf Kejepit
Kondisi saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Mayo Clinic menyebutkan beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Pengobatan
Untuk meredakan rasa nyeri pada level ringan hingga sedang, dokter akan merekomendasikan obat penghilang rasa nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Selain obat-obatan oral, dokter juga mungkin akan memberikan suntikan kortison ke area sekitar saraf tulang belakang. Pada bagian luar, Anda bisa mengoleskan pelemas otot, khususnya jika mengalami kejang otot.
Terapi
Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit adalah terapi fisik. Kegiatan ini dapat membantu mengatasi rasa sakit di tulang punggung. Anda bisa melakukan latihan dengan posisi yang direkomendasikan oleh dokter.
Operasi
Tindakan penyembuhan lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi saraf kejepit adalah operasi. Dokter akan menyarankan tindakan operasi apabila perawatan konservatif tidak memberi hasil dalam waktu 6 minggu.
Jika Anda merasakan gejala seperti rasa nyeri yang tidak terkontrol, mati rasa, merasa kesulitan untuk berdiri atau berjalan, kehilangan kontrol pada kandung kemih atau usus, sebaiknya segera menghubungi dokter.
Biasanya, ahli bedah hanya akan mengangkat bagian cakram yang menonjol. Tulang belakang mungkin perlu disatukan dengan cara melakukan cangkok tulang. Proses penyatuan ini membutuhkan waktu berbulan-bulan. Untuk membuat tulang belakang tetap stabil dibutuhkan perangkat keras dari logam.
Berenang
Olahraga yang satu ini sangat baik untuk saraf kejepit. Gaya renang yang baik untuk saraf kejepit antara lain gaya bebas atau gaya punggung. Hindari gaya katak/gaya dada serta gaya kupu-kupu, karena justru bisa memperparah sakit akibat saraf kejepit.
Berenang merupakan olahraga yang low impact atau tidak memberikan tekanan berlebih pada persendian Anda. Artinya, berenang aman untuk lutut Anda. Banyak atlit disarankan berenang ketika sedang cedera. Tapi, bukan berarti olahraga ini ringan (low intensity), karena Anda tetap bisa mengatur kecepatan renang Anda sehingga bisa membakar cukup banyak kalori. Sebelum Anda memutuskan untuk berenang, ada baiknya jika Anda berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai tingkat keparahan saraf kejepit Anda.
Mencegah Saraf Kejepit
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah saraf kejepit? Dikutip dari Cleveland Clinic, beberapa tips berikut dapat mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan ini.
- Saat mengangkat sebuah benda, terutama benda yang berukuran berat, gunakan teknik mengangkat yang tepat. Jangan membungkuk, tetapi tekuk lutut Anda untuk mengambil benda tersebut. Pastikan punggung tetap dalam keadaan lurus. Gunakan otot kaki untuk membantu Anda saat menopang beban.
- Pertahankan berat badan tetap ideal. Berat badan berlebih dapat menyebabkan tekanan pada punggung bagian bawah.
- Latih postur tubuh yang baik saat berjalan, duduk, berdiri, maupun tidur. Saat berdiri, bahu ke arah belakang, perut ke dalam, dan punggung tampak rata. Saat duduk, kaki rata di tanah atau ditinggikan. Tidurlah di kasur yang kokoh dalam keadaan miring, bukan menelungkup.
- Saat duduk dalam waktu yang lama, jangan lupa untuk sering melakukan peregangan badan.
- Jangan mengenakan sepatu hak tinggi karena kebiasaan ini dapat memicu terjadinya saraf kejepit.
- Lakukan olahraga secara teratur seperti berenang untuk menjaga otot punggung, kaki, serta perut, tetap kuat.
- Jangan merokok karena nikotin dapat melemahkan jaringan pada otot.
- Konsumsi menu makanan yang sehat setiap hari.
Nah, inilah cara mencegah saraf kejepit yang bisa Anda lakukan setiap hari. Meskipun bukan merupakan jaminan untuk tidak mengalaminya, tips ini layak dicoba. Setidaknya, Anda mengurangi faktor risiko terjadinya masalah pada kesehatan.
Apakah Saraf Kejepit Dicover Asuransi?
Tentu saja! Dengan persyaratan:
- Produk asuransi yang Anda beli/miliki adalah asuransi kesehatan dengan kartu rawat inap. Bukan asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis, apalagi asuransi mobil.
- Anda sudah melewati masa tunggu 12 bulan. Biasanya, produk asuransi kesehatan memiliki masa tunggu untuk penyakit saraf terjepit.
- Anda tidak memiliki penyakit saraf terjepit sebelum membeli asuransi kesehatan Anda. Jika sudah terkena saraf terjepit tapi sudah sembuh, sertakan informasi tersebut pada pengajuan asuransi kesehatan Anda.
Jika Anda bingung memilih asuransi yang tepat, manfaatkan platform Asuransi Now. Di sini, Anda bisa membandingkan kelebihan berbagai asuransi dan kemudian dapat menentukan pilihan terbaik. Semoga bermanfaat!