Tanya Langsung

Varian Omicron: Akhir Pandemi Sudah Dekat?

Tanya Langsung

covid-g8fb757a91_640

Awal Februari 2022, kasus COVID-19 semakin meningkat. Pada tanggal 4 Februari, dilaporkan ada 32.211 kasus baru. Selain itu, wabah COVID-19 kini sudah memiliki varian baru, yakni Omicron. Meski para ilmuwan masih terus mempelajari jenis virus yang satu ini, sudah ada beberapa hal yang kita ketahui. Mari kita simak satu per satu.

Apa itu Omicron?

Omicron adalah varian COVID-19 yang pertama kali dilaporkan ke WHO (World Health Organization) pada tanggal 24 November 2021. Varian ini awalnya terdeteksi di Afrika Selatan.

mengenal varian omicron dan ciri khasnya

Kata Omicron sendiri adalah huruf ke-15 dari alfabet Yunani, metode penamaan yang disetujui oleh WHO. Tapi, bukan berarti varian Omicron adalah varian COVID-19 ke-15. Pasalnya, Omicron muncul berdekatan dengan Delta yang merupakan huruf ke-4 alfabet Yunani. Saat ini, varian-varian yang diperhatikan oleh WHO adalah Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan tentunya Omicron.

varian omicron hadir di Indonesia, apa yang harus Anda lakukan jika positif?

Varian Omicron sendiri baru terdeteksi di Indonesia pada tanggal 16 Desember 2021. Kasus pertama varian ini adalah seorang petugas kebersihan yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Varian Omicron vs Delta: Mana Yang Lebih Parah?

Delta adalah varian yang lebih parah ketimbang Omicron. Mengapa? Karena, menurut penelitian, varian Omicron tidak terlalu sanggup memasuki jaringan paru-paru bagian dalam. Jika dibandingkan dengan varian pertama, Omicron kira-kira 10 kali lebih lemah dalam mempenetrasi jaringan paru dalam.

Apa itu Omicron? Varian Omicron tidak seberbahaya Delta, tapi jangan anggap remeh! Simak perbedaannya disini

Infeksi Omicron dianggap 91% lebih tidak berbahaya jika dibandingkan dengan infeksi Delta. Selain itu, resiko rawat inap juga 51% lebih rendah.

Tapi, jangan anggap remeh Omicron. Penularan virus tipe ini sangat dahsyat. Dalam hal penyebaran omicron vs delta, virus Omicron jauh lebih mudah menyebar jika dibandingkan dengan Delta maupun virus tipe perdana.

Apa itu Omicron? Varian Omicron tidak seberbahaya Delta, tapi jangan anggap remeh! Simak perbedaannya disini

Setelah 24 jam penularan, Omicron mampu mereplika diri 70 kali lebih tinggi daripada dua tipe virus lainnya. Jadi, meski tidak separah Delta dan varian sebelumnya, penyebaran Omicron yang supercepat membuat varian ini tidak kalah berbahaya.

Seperti Apa Gejala Omicron?

Gejala Omicron yang paling sering dilaporkan menurut aplikasi Zoe Covid dari Inggris adalah hidung meler, sakit kepala, rasa lelah, bersin, serta sakit tenggorokan. Mirip sekali dengan flu biasa! Inilah yang membuat Omicron sering disangka influenza.

gejala omicron yang paling khas adalah sakit perut. Simak info selengkapnya mengenai apa itu omicron

Tapi, seperti pendahulunya, gejala Omicron berbeda-beda terhadap setiap orang. Selain gejala di atas, ciri-ciri Omicron yang penting, yaitu gangguan pencernaan, mual, dan muntah. Ciri-ciri Omicron yang khas antara lain sakit perut tiba-tiba, sakit perut ketika tersentuh, tinja gelap, serta sulit buang angin. Jadi, jika Anda menderita sakit perut beserta demam, sakit leher, sakit kepala, atau hidung meler, segera tes ya!

gejala omicron yang paling khas adalah sakit perut. Simak info selengkapnya mengenai apa itu omicron

Untungnya, sejauh ini dilaporkan sebagian besar gejala Omicron adalah OTG atau gejala ringan. Sehingga, hanya memerlukan perawatan isoman, tidak perlu ke rumah sakit.

Baca juga: Positif? Ikuti Panduan Isoman COVID-19 Ini!

Vaksin Apa Yang Mempan Melawan Varian Omicron?

Tim peneliti dari Hong Kong University menemukan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Sinovac kurang mempan menghadapi varian Omicron. Karena itu, meski belum 100% terbukti, banyak ahli merekomendasikan dosis ketiga untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap varian yang satu ini.

Apa itu omicron? Mengapa vaksin ketiga diperlukan untuk melawan varian Omicron? Simak jawabannya disini

Jadi vaksin merek apapun, asal dosis ketiga, boleh Anda pertimbangkan. Kecuali, vaksin AstraZeneca yang dilaporkan bisa menyebabkan resiko penggumpalan darah pada wanita usia 18 hingga 48 tahun. Meski kasus ini termasuk langka (6 kasus dari 7 juta dosis vaksin), sebaiknya dihindari saja resikonya.

Apa Yang Harus Anda Lakukan Jika Tes COVID-19 Anda Positif?

Tetap tenang, jangan panik. Hindari kontak dengan keluarga Anda, segera isolasi diri. Hubungi hotline Virus Corona 119 extension 9. Anda juga dapat menghubungi hotline Halo Kemenkes, melalui nomor 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id.

A person using a computerDescription automatically generated with low confidence

Jika Anda merasa kondisi Anda cukup parah, atau Anda memiliki kondisi komorbid, segera pergi ke rumah sakit corona terdekat. Anda dapat menggunakan kartu asuransi kesehatan Anda untuk mengcover biaya pengobatan Anda di rumah sakit. Apabila Anda belum memiliki asuransi (dan belum sakit tentunya), silakan hubungi tim kami melalui tombol Whatsapp di kanan bawah untuk mendapatkan asuransi kesehatan terbaik sesuai kriteria Anda!

Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir?

Pada tahun 2021, Bloomberg meramalkan pandemi COVID-19 akan berakhir 7 tahun lagi (tahun 2028) secara global. Angka ini didapatkan Bloomberg berdasarkan proyeksi perhitungan laju kecepatan vaksinasi di sejumlah negara. Indonesia sendiri saat itu diperkirakan akan selesai vaksin dalam waktu 10 tahun.

A picture containing outdoor, personDescription automatically generated

Kabar baiknya, Indonesia berhasil mempercepat laju vaksinnya. Berdasarkan data Kemenkes bulan November 2021, program vaksinasi pemerintah sudah mencapai 40% vaksin dua dosis dan 60% untuk dosis pertama. Hal ini sudah memenuhi target WHO, yakni vaksin minimal satu dosis untuk 40% populasi di akhir tahun 2021. Indonesia langsung masuk daftar lima negara dengan jumlah suntikan tertinggi, ditemani India, Amerika Serikat, Brazil, serta Jepang.

LogoDescription automatically generated

Dengan kecepatan vaksin di akhir tahun 2021, Dirjen WHO Tedros Ghebreyesus optimis bahwa tahun 2022 akan menjadi akhir dari COVID-19 akut. Artinya, diperkirakan setelah 2022, masyarakat yang terjangkit COVID-19 umumnya akan mengalami gejala yang jauh lebih ringan.

A picture containing person, suit, standing, dressedDescription automatically generated

Bulan Januari 2022, berbagai rumah sakit Amerika Serikat melaporkan penurunan deteksi COVID-19 sebesar 50%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang OTG atau tanpa gejala, sehingga merasa tidak perlu tes PCR/antigen. Kanada dan Afrika Selatan juga melaporkan penurunan korban meninggal akibat COVID-19 sebesar 80-90%. Menurut penelitian C.J.L. Murray di jurnal medis The Lancet, virus Corona akan tetap ada, tapi akhir pandemi sudah dekat. Syukurlah! Semoga cepat berakhir pandemi ini ya..

Featured Articles

Chat Langsung
Chat Kami di +6281214995177
Halo, Anda cari asuransi apa? Kesehatan/ jiwa/ travel/ dsb atau merek tertentu (Generali, AXA, Allianz, dsb)?