Tanya Langsung

Perkembangan Kognitif Anak: Curi Start Stimulasi Sejak Dini

Tanya Langsung

Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Peraturan Menteri Nomor 137  tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, perkembangan kognitif anak meliputi kemampuan dalam hal belajar dan pemecahan masalah, berpikir logis, serta berpikir simbolik. Kemampuan ini tidak hanya bermanfaat ketika anak memasuki jenjang sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Anak dengan perkembangan kognitif yang sesuai dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman mereka, mengeksplorasi sekitar tanpa membahayakan diri, memahami setiap kondisi baru yang dialami, dan beradaptasi dengan baik tanpa bantuan orang tua.

Inilah mengapa kemampuan kognitif sangat penting untuk dilatih sejak dini untuk memudahkan anak menjalani kehidupan. Tugas ini bukan hanya wilayah guru atau sekolah, tetapi juga orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pertama yang bersinggungan langsung dengan anak.

Untuk menstimulasi perkembangan kognitif ada beberapa tahapan yang harus diketahui. Pengetahuan ini akan memudahkan Anda dalam melatih kemampuan kognitif anak tanpa mempengaruhi tahap perkembangan yang seharusnya dilalui sesuai dengan usia mereka.

Tahap Perkembangan Kognitif Anak

Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Tahap Perkembangan Kognitif Anak – Sumber Gambar: piqsels.com

Menurut Jean Piaget selaku pencetus teori perkembangan kognitif anak, ada beberapa tahapan perkembangan yang harus diketahui, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor

Tahapan ini berlangsung ketika anak berusia 0-2 tahun. Perkembangan pada tahapan ini ditandai dengan kemampuan anak dalam memanfaatkan indra mereka untuk memperoleh pengetahuan baru. Tahap sensorimotor biasanya ditandai dengan meningkatnya kemampuan anak dalam menggunakan motorik halus dan melakukan gerakan fisik yang memaksimalkan fungsi motorik kasar mereka.

Pada tahap sensorimotor ini, Piaget membagi tahap perkembangan kognitif menjadi 6 sub tahapan lagi, yaitu refleks sederhana, kebiasaan, reaksi, koordinasi, kesenangan dan keingintahuan, serta internalisasi dan kombinasi mental. Keberhasilan melalui tahapan ini diketahui dapat memudahkan anak beradaptasi dengan lingkungan baru dan beraktivitas.

2. Tahap Pra-Operasional

Tahapan ini berlangsung saat anak berusia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap perkembangan ini anak-anak memperoleh pengetahuan dari pengalaman hidupnya dan ekplorasi objek di sekitar. Pada tahap pra-operasional anak juga mulai belajar baca tulis hitung (calistung) dan beberapa keterampilan dasar seperti mengikat tali sepatu atau mengancingkan baju.

Pada tahapan ini ada dua sub tahapan untuk membedakan setiap fase. Fase 2-4 tahun anak mulai berpikir abstrak, cenderung egois, dan mengatributkan kehidupan pada objek tidak hidup. Contoh tahap perkembangan kognitif menurut Piaget ini adalah bermain masak-masakan. Sub tahap ini disebut tahap berpikir simbolik.

Selanjutnya, Fase 4-7 tahun atau sub tahap pemikiran intuitif. Dalam tahapan ini anak mulai menalar dan tidak sadar dari mana pengetahuan tersebut didapat.

3. Tahapan Operasional Konkret

Tahap perkembangan kognitif ini berlangsung mulai usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mulai memanfaatkan logikanya untuk memecahkan masalah konkret (nyata). Anak tidak lagi mengandalkan imajinasi dan mencari jawaban atas masalahnya berdasar pengalaman saja.

Pada tahap operasional konkret, sifat egosentris anak berkurang. Mereka mulai memahami bahwa tidak semua orang memiliki pola pikir serupa atau berbagi perasaan yang sama. Sebaiknya di tahapan ini, orang tua juga menstimulasi sikap empati agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang diterima semua lapisan masyarakat.

4. Tahap Operasional Formal

Berlangsung dari usia 11-15 tahun, pada tahapan ini anak semakin berpikir logis bahkan cenderung kritis. Sikap egosentris remajanya mulai muncul dan mempengaruhi kemampuan menyelesaikan masalah. Mereka pun sudah bisa membedakan mana hal abstrak dan konkret.

Pendampingan penuh dari orang tua sangat diharapkan pada tahapan ini. Karena pola pikirnya hampir seperti orang dewasa tapi tahapan kognitifnya masih belum bisa berpisah terlalu jauh dari masa kanak-kanak. Mungkin ini yang menjadi alasan anak cenderung labil ketika memasuki usia remaja.

Dari ulasan di atas dapat kita simpulkan bahwa mengetahui tahapan perkembangan kognitif adalah hal penting untuk membantu stimulasi kemampuan kognitif anak sejak dini. Selain tahapan di atas, Anda juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi.

Yaitu faktor keturunan, lingkungan, keluarga, hingga sekolah. Lalu, bagaimana cara menstimulasi kemampuan kognitif sejak usia dini tanpa harus mengorbankan masa bermain anak?

Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Stimulasi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini – Sumber Gambar: piqsels.com

Stimulasi tidak sama dengan kegiatan akademis. Pada stimulasi yang dilakukan adalah merangsang kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain yang mereka sukai sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Nah, sebagai referensi, berikut beberapa permainan yang bisa dilakukan:

1. Berhitung Benda

Kegiatan berhitung benda tidak perlu melibatkan penjumlahan atau pengurangan. Buatlah permainan sederhana seperti menghitung kelopak bunga saat berjalan-jalan di taman, menghitung balok mainan sambil merapikannya ke dalam keranjang, atau mengajak anak menghitung langkah mereka dari satu tempat ke tempat lain.

2. Bermain Puzzle

Pada permainan puzzle anak diajak untuk berpikir strategis dan memecahkan masalah mereka secara kreatif. Anak juga distimulasi untuk memiliki sikap sabar karena setiap hal butuh proses dan usaha. Sebagai langkah awal, ajak anak bermain puzzle sederhana yang terdiri dari 6-9 potongan.

3. Bermain Musik

Melalui permainan musik anak akan dilatih untuk mengenal dan menghafalkan lagu, merasakan nada dan ritme, serta selalu fokus agar bisa konsentrasi pada satu hal. Anda bisa memanfaatkan berbagai instrumen dalam permainan ini. Jadi jangan ragu untuk mengenalkan anak pada musik sejak dini karena salah satu manfaatnya adalah menstimulasi otak melalui beberapa kegiatan bermusik.

4. Bermain Peran

Permainan ini pasti pernah kita lakukan saat masih anak-anak. Disadari atau tidak, melalui permainan ini anak akan distimulasi untuk berpikir imajinatif dan mengimitasi hal yang mereka lihat dari sekitar. Selain menstimulasi kemampuan kognitif, permainan ini juga dapat melatih kemampuan motorik, bahasa, dan sosial emosional anak.

Setiap orang tua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk anak-anak mereka. Selain memahami pengertian perkembangan kognitif dan mendidik anak secara keseluruhan, jangan lupakan pentingnya perlindungan asuransi kesehatan untuk anak-anak Anda. Mengapa? Karena dalam proses pertumbuhannya, tentu anak-anak bisa jatuh, kecelakaan ringan, atau sakit. Hal ini sudah wajar terjadi.

Pastikan Anda tetap dapat memberikan yang terbaik untuk buah hati Anda jika musibah terjadi. Anda bisa cek artikel kami Asuransi Kesehatan Anak Terbaik untuk referensi asuransi pilihan para nasabah kami. Jika ingin konsultasi langsung secara gratis, jangan ragu untuk menghubungi tim kami!

Cukup dengan menekan tombol WhatsApp di bagian kanan bawah, Anda bisa berbicara dengan tim AsuransiNow dan mendapat penjelasan netral untuk memilih produk asuransi yang tepat. Jadi selain bisa memberikan pendidikan terbaik sejak dini, Anda juga telah menyiapkan jaminan kesehatan untuk buah hati. Demikian ulasan tentang tahap perkembangan kognitif anak, semoga bermanfaat.

Featured Articles

error: Content is protected !!
Chat Langsung
Chat Kami di +6281289000233
Halo, Anda cari asuransi apa? Kesehatan/ jiwa/ travel/ dsb atau merek tertentu (Generali, AXA, Allianz, dsb)?