Sebagai pengusaha, Anda punya keahlian yang tidak dimiliki setiap orang. Antara lain mental baja, kemauan belajar, serta kemampuan komunikasi yang baik. Anda tidak takut bekerja keras.
Selain itu, Anda juga pasti punya perhitungan yang relatif matang. Pinjaman usaha pun menjadi strategi yang sudah Anda perhitungkan untuk memperbesar bisnis Anda.
Sayangnya, banyak sekali pengusaha yang tidak memperhitungkan satu resiko penting. Resiko meninggal dunia. Terutama, saat masih berada dalam periode pinjaman usaha.
Efek Mengambil Pinjaman Usaha Tanpa Asuransi Jiwa
Ambil contoh Pak Ryan, seorang distributor yang mengambil pinjaman usaha sebesar Rp 40 Milyar dari bank. Tujuannya untuk membiayai usahanya. Sebagai syarat memperoleh pinjaman, Pak Ryan mengagunkan beberapa aset propertinya sebagai jaminan.
Pinjaman ini sangat membantu Pak Ryan dalam mengelola bisnisnya. Penghasilan semakin membaik, kualitas kehidupan keluarga juga turut meningkat. Pak Ryan bisa mulai mencicil properti di luar negeri.
Sayangnya, wabah COVID-19 merenggut nyawa Pak Ryan. Karena istrinya tidak pernah terlibat usaha, dan kedua anak-anaknya masih sekolah, maka bisnis pun terbengkalai. Bunga pinjaman pun gagal bayar, dan akhirnya bank menyita aset properti jaminan.
Dalam waktu singkat, keluarga tidak hanya kehilangan Pak Ryan saja. Tapi juga sumber penghasilan serta berbagai aset yang sudah didapatkan dengan susah payah. Ruko dan rumah pun kini menjadi milik bank.
Jangan sampai hal ini terjadi pada keluarga Anda!
Siasati Resiko Meninggal Dunia Saat Periode Pinjaman Usaha
Tentunya, yang terkena imbas paling besar dari resiko meninggal dunia adalah keluarga. Ironisnya, keluarga adalah salah satu alasan utama mengapa Anda bekerja keras sebagai seorang pengusaha.
Jika seseorang memiliki pinjaman besar, pasti ada aset yang dijaminkan. Aset ini akan disita oleh bank/pemberi pinjaman jika terjadi gagal bayar.
Menurut hukum, selain harta, hutang piutang juga diwariskan ke pasangan dan anak-anak (Hukum Perdata Pasal 883 ayat (1) KUHP). Jika pasangan atau anak tidak pernah terlibat mengelola bisnis, maka kemungkinan pembayaran hutang usaha juga akan terganggu. Alhasil, gagal bayar sangat mungkin terjadi.
Jangan sampai aset yang telah keluarga Anda peroleh menjadi milik bank hanya karena Anda lupa membeli asuransi jiwa. Padahal, preminya tidak sebanding dengan resiko hancurnya legacy Anda. Fondasi keuangan yang sudah Anda bangun dengan seluruh keahlian Anda sebagai pengusaha harus dilestarikan.
Asuransi pinjaman berupa asuransi jiwa adalah cara termudah, terpasti, dan termurah untuk mencegah terjadinya resiko di atas.
Apakah asuransi jiwa Anda sudah cukup? Jika belum, hubungi tim konsultan kami melalui tombol Whatsapp di kanan bawah. Tim kami akan mencarikan Anda produk asuransi jiwa dari perusahaan bereputasi internasional dengan premi terjangkau. Amankan keluarga Anda sekarang.
Apa Klaim Asuransi Jiwa Mudah?
Yang paling utama adalah nasabah jujur ketika mendaftar asuransi jiwa. Pastikan juga polis dalam keadaan aktif saat nasabah meninggal, maka klaim asuransi jiwa akan berjalan lancar.
Selama pandemi COVID-19, semakin banyak orang merasakan hasil klaim asuransi jiwa. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan total klaim meninggal dunia mencapai Rp 14,58 triliun selama kuartal III-2021. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 65,7% dari kuartal sebelumnya.
Jika Anda belum punya asuransi jiwa untuk perlindungan pinjaman usaha Anda, silakan hubungi tim kami. Tim Asuransi Now akan membantu Anda memilih asuransi jiwa terbaik sesuai kriteria Anda.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai klaim, Anda bisa membaca artikel kami Memilih Asuransi Jiwa di Masa Pandemi serta Klaim Asuransi Kecelakaan Pesawat. Untuk informasi lebih cepat, Whatsapp kami sekarang juga!