- 1. Plak Amyloid/Tau pada Otak
- 2. Bakteri P. gingivalis dari Gigi masuk ke Otak
- 3. Genetik (Keturunan)
- 4. Infeksi Otak
- 5. Faktor Fisik dari Luar Tubuh & Gaya Hidup
- Kesimpulan
Alzheimer adalah penyakit yang menyebabkan dementia atau pikun. Penelitian mengenai penyebab penyakit Alzheimer sudah berjalan puluhan tahun. Penyakit ini menggerogoti otak dalam waktu yang cukup lama. Pasien lama-lama akan kehilangan kemampuan berbicara serta berpikir, dan kemampuan motorik lainnya.
Efek penyakit ini tidak berhenti pada pasien saja. Keluarga terdekat juga akan mengalami imbasnya. Mungkin ada anggota keluarga Anda yang mengalami penyakit ini, sehingga Anda memiliki gambaran sulitnya hidup dengan pasien. Bagi yang tidak ada pengalaman, bisa menonton film Korea A Moment to Remember (2005), serial A Thousand Days’ Promise (2011), atau film The Father (2020) yang dibintangi Anthony Hopkins untuk mengerti seperti apa efek Alzheimer.
Di Indonesia, diperkirakan akan ada 4 juta pasien Alzheimer pada tahun 2050. Sayangnya, penyakit ini tidak diketahui jelas penyebabnya. Dalam tahun 2018 saja, US National Institutes of Health sudah menghabiskan $1.9 Milyar (sekitar IDR 2.7 Triliun) untuk riset Alzheimer. Namun, kegagalan pengobatan masih mencapai 99%!
Lantas, sudah sejauh apa pengetahuan kita tentang penyebab Alzheimer? Berikut faktor-faktor yang dicurigai menyebabkan Alzheimer.
Plak Amyloid/Tau pada Otak
Berdasarkan penelitian otak para pasien Alzheimer, ditemukan protein beta-amyloid (plak) dan protein tau yang malang melintang di otak. Selama bertahun-tahun (sejak 1984), plak amyloid dan protein tau diduga menyebabkan kematian saraf-saraf otak sehingga menjadi Alzheimer.
Namun, baru-baru ini ditemukan banyak orang yang mencapai usia 90-an, ingatannya masih tajam, tapi otaknya juga memiliki plak-plak seperti pasien Alzheimer. Membingungkan? Tentunya!
Artinya, plak amyloid dan protein tau belum tentu merupakan penyebab penyakit Alzheimer. Profesor Bryce Vissel dari University of Technology Sydney, Australia, menyimpulkan bahwa tidak ada cukup data untuk memastikan bahwa amyloid-lah penyebab utama Alzheimer. Ada faktor-faktor lain yang juga berperan.
Bakteri P. gingivalis dari Gigi masuk ke Otak
Porphyromonas gingivalis diketahui sebagai bakteri penyebab penyakit gusi. Menurut penelitian, P. gingivalis ini menyerang otak dan berpotensi menyebabkan Alzheimer.
Percobaan terhadap tikus lab di Jepang membuktikan bahwa tikus yang terinfeksi bakteri P. gingivalis ini menderita infeksi otak yang mirip pasien Alzheimer. Bahkan, timbul amyloid pada otak tikus yang tadinya sehat akibat bakteri ini.
Masih ingat amyloid? Plak amyloid dapat menumpuk di otak selama 10 sampai 20 tahun sampai akhirnya pasien memiliki gejala dementia. Ada teori yang mengatakan bisa saja plak ini sebenarnya merupakan mekanisme tubuh untuk melawan bakteri yang menyerang otak.
Belum diketahui secara pasti bagaimana P. gingivalis bisa masuk ke otak. Kemungkinan, dari plak gigi yang menumpuk di dasar gusi, bakteri ini masuk ke aliran darah.
Menurut data dari JADA (The Journal of the American Dental Association), orang yang giginya lebih sedikit memiliki kemungkinan lebih besar terkena dementia. Jadi, jaga kebersihan gigi Anda ya.
Genetik (Keturunan)
Dokter David Reynolds, CSO Alzheimer’s Research UK, mengatakan bahwa dirinya tidak yakin bakteri P. gingivalis ini menjadi satu-satunya penyebab Alzheimer. Penyakit ini memang sungguh kompleks. Dokter Reynolds meyakini ada faktor genetik atau keturunan yang menentukan.
Bisa saja, faktor genetik tertentu bila dikombinasikan dengan bakteri P. gingivalis dapat mengakibatkan penyakit ini. Seperti halnya ada orang yang tahan dingin dan ada yang tidak. Bisa saja, ada orang yang sel otaknya lebih kuat, atau tubuhnya lebih rentan terhadap bakteri, dan sebagainya. Setiap orang memiliki kombinasi genetik yang unik. Inilah yang membuat penyakit Alzheimer sangat sulit diduga penyebab pastinya.
Penelitian tahun 2016 di Swedia menemukan bahwa gen APOE e4 meningkatkan resiko Alzheimer. Sekitar 25 – 30% populasi dunia memiliki gen tersebut, tapi tidak semua pemilik gen tersebut terkena penyakit Alzheimer.
Kemudian, diduga apabila gen tersebut bermutasi, maka akan menimbulkan Alzheimer. Tapi, bahkan kurang dari 1% pasien Alzheimer yang memiliki mutasi gen APOE e4. Jadi, lagi-lagi bukan genetik satu-satunya penyebab penyakit Alzheimer.
Infeksi Otak
Menurut penelitian terhadap otak yang dibuat dalam laboratorium, infeksi akibat herpes, pneumonia, dan spirochete dapat menimbulkan plak amyloid.
Kasus ini mirip dengan kasus bakteri P. gingivalis. Jadi, plak amyloid ini seperti pedang bermata ganda. Otak kemungkinan membuat amyloid untuk memerangi bakteri yang menyerang, namun ada efek samping yang mengenaskan.
Faktor Fisik dari Luar Tubuh & Gaya Hidup
Trauma atau benturan keras pada kepala, konsumsi alkohol berlebih, polusi udara, darah tinggi, serta kegemukan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit Alzheimer.
Sebaliknya, aktivitas mental dan kehidupan sosial yang aktif dapat mengurangi resiko Alzheimer. Olahraga aerobik secara teratur juga terbukti memperlambat Alzheimer stadium awal.
Mendengarkan musik secara teratur juga baik untuk otak, baik untuk mencegah maupun untuk yang sudah menderita Alzheimer. Menurut riset, otak yang menyimpan memori akan musik merupakan bagian otak yang tidak terkontaminasi oleh Alzheimer.
Kesimpulan
Sampai sekarang, tidak diketahui secara pasti apa persisnya penyebab penyakit Alzheimer. Dari berbagai faktor yang dicurigai di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa menjaga kebersihan gigi dan gusi serta pola hidup sehat sangat penting sebagai upaya pencegahan.
Kehidupan sosial yang aktif, rajin mengasah otak, serta mendengarkan musik dan berolahraga juga baik untuk menjaga kesehatan otak. Pastikan juga asuransi kesehatan Anda memadai, barangkali di masa depan, obat Alzheimer sudah ditemukan.