Tanya Langsung

Penyebab Autoimun: Hasil Riset 2020-2021

Tanya Langsung

Apa penyebab autoimun?

Sekilas Tentang Autoimun

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang semakin sering terdengar di masyarakat. Pengertian umumnya, penyakit ini timbul karena sistem imunitas tubuh yang error sehingga menyerang tubuh sendiri. Padahal, sistem imunitas tubuh harusnya menyerang sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh.

Menurut riset tahun 2014, wanita lebih berpotensi terkena autoimun ketimbang pria, dengan perbandingan rasio sekitar 2 banding 1. Gejala autoimun timbul pada persendian, pencernaan, kulit, hingga kelainan kelenjar tiroid maupun adrenal.

Psoriasis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh autoimun. Simak cara mengurangi resiko autoimun.

Psoriasis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh autoimun

Ada lebih dari 80 tipe penyakit autoimun. Beberapa diantaranya adalah rheumatoid arthritis (radang sendi), systemic lupus erythematosus (sle atau lupus), Graves’ disease, multiple sclerosis, psoriasis (lihat gambar), celiac disease, dan diabetes mellitus tipe 1.

Penyebabnya sendiri tidak diketahui dengan pasti. Tapi, penelitian terbaru mengindikasikan peran faktor lingkungan dalam timbulnya penyakit ini. Berdasarkan riset, penyakit autoimun seperti multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis tidak sepenuhnya diakibatkan oleh genetik (bukan 100% penyakit keturunan). Pola makan disinyalir sangat berpengaruh terhadap resiko autoimun seseorang.

Apa saja faktor yang diduga berpotensi menyebabkan autoimun?

Garam Berlebih dan Penyebab Autoimun

konsumsi garam berlebih dapat menjadi penyebab autoimun

Menurut Profesor Kleinewietfeld dari VIB Institute Belgia, makananan dengan kadar garam tinggi mengakibatkan peradangan. Berikutnya, dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh.

Terlalu banyak garam ternyata membunuh bakteri baik dalam usus besar, seperti lactobacilli. Diduga kuat, komposisi bakteri baik dan bakteri buruk pada usus besar kemungkinan menyebabkan penyakit autoimun. Padahal, bakteri baik ini sangat dibutuhkan tubuh.

Apa Hubungan Lactobacilli dengan Penyebab Autoimun? Metabolites

kurangnya lactobacilli, bakteri baik dalam usus, dapat menjadi salah satu penyebab autoimun

Lactobacilli menghasilkan zat yang disebut metabolites. Sifatnya untuk menekan imun tubuh supaya tidak menjadi-jadi. Ibaratnya seperti rambu lalu lintas batas kecepatan, yang mencegah pengendara mobil untuk menyetir terlalu cepat, sehingga memperkecil resiko kecelakaan.

Metabolites dari bakteri baik berguna untuk mengatur sistem imun tubuh kita. Pahami penyebab autoimun menurut penelitian terkini.

Lantas, apakah sudah pasti kurangnya lactobacilli ini menyebabkan penyakit autoimun? Penelitian masih terus berjalan, sehingga kita pun masih menunggu kesimpulan selengkapnya. Namun, ada bukti lain yang mengarah ke sana.

Kondisi Usus Penderita Autoimun

Meski penyebab autoimun masih belum 100% pasti, tapi ada korelasi antara kondisi autoimun dengan komposisi bakteri baik dalam usus. Menurut penelitian, 80% pasien PSC (primary sclerosing cholangitis, salah satu jenis autoimun) juga menderita radang usus besar.

Komposisi bakteri baik dalam usus dapat dilihat melalui tes feses. Pelajari penyebab autoimun disini.

PLC menyebabkan tersumbatnya saluran empedu, yang berpotensi merusak organ hati (liver). Komposisi bakteri baik dalam usus dan feses pasien PSC juga ternyata berbeda dengan orang sehat. Jadi, sepertinya penelitian sudah mengarah ke area yang tepat. Tantangannya sekarang adalah menemukan jenis metabolite apa yang berakibat terhadap autoimun tertentu.

Kabar Baik: Terobosan Baru Pengobatan Autoimun

Menurut Dr Johannes Hov dari University of Oslo, Norwegia, jika Anda menderita penyakit yang tidak ada obatnya, kemungkinan besar Anda kekurangan bakteri baik dalam usus besar Anda. Hal inilah yang dapat kita ubah melalui makanan yang sehat dan kaya probiotik.

Jika metabolites yang tepat sudah berhasil ditemukan, maka terapi seperti probiotik atau transplantasi feses dapat dilakukan. Transplantasi feses? Yup, untuk menumbuhkan bakteri baik lebih cepat. Seperti cangkok atau stek tanamanlah ibaratnya.

transplantasi feses berfungsi seperti mencangkokkan bakteri baik dari tubuh orang sehat ke tubuh pasien

Cegah Autoimun dengan Makanan Probiotik

Seperti biasa, mencegah lebih baik daripada mengobati. Anda bisa memulainya dari makanan. Perbanyakan konsumsi makanan probiotik, antara lain:

Yogurt

Yogurt berfungsi menambah kadar lactobacilus dalam usus besar. Kekurangan bakteri baik dapat menjadi penyebab autoimun.

Selain bermanfaat menambah bakteri baik dalam tubuh, yogurt juga meningkatkan kekuatan tulang. Pastikan memilih yogurt yang mengandung probiotik aktif, karena seringkali bakteri baik terbunuh ketika yogurt diproses.

Kefir

Susu kefir berfungsi menambah kadar lactobacilus dalam usus besar. Kekurangan bakteri baik dapat menjadi penyebab autoimun.

Kefir adalah susu kambing atau susu sapi yang difermentasikan. Merupakan sumber probiotik yang lebih baik daripada yogurt.

Sauerkraut

Sauerkraut berfungsi menambah kadar lactobacilli dalam usus besar.

Acar kol asal Jerman ini merupakan salah satu makanan tertua di dunia. Selain probitik tinggi, sauerkraut juga mengandung serat, vitamin B, C, K zat besi dan mangan. Pastikan Anda membeli sauerkraut yang tidak dipasteurisasi, karena proses pasteurisasi membunuh bakteri baik aktif. Hati-hati juga jangan menambah konsumsi garam Anda, karena sauerkraut ini sudah cukup asin.

Tempe

Tempe berfungsi menambah kadar lactobacillus dalam usus besar.

Makanan asal Indonesia ini sudah sangat akrab dengan kehidupan kita. Tinggal tambah lagi porsi tempe Anda!

Kimchi

Kimchi berfungsi menambah kadar lactobacilus dalam usus besar.

Acar kubis asal Korea ini juga bisa dinikmati untuk menambah bakteri baik dalam usus Anda.

Miso

Miso soup berfungsi menambah kadar lactobacillus dalam usus besar.

Siapa tidak kenal sup miso? Sup asal Jepang ini adalah sumber protein dan serat, selain probiotik tentunya. Salah satu riset di Jepang bahkan wanita yang sering menimati sup miso memiliki resiko lebih rendah terkena kanker payudara. Kalau ingin membuat sup miso sendiri, pastikan tidak terlalu asin ya..

Kombucha

Kombucha berpotensi menambah kadar lactobacilus dalam usus besar.

Minum hasil fermentasi teh ini akhir-akhir ini semakin meningkat popularitasnya. Meski belum terlalu banyak penelitian soal kombucha, tapi minuman ini dibuat melalui proses fermentasi, sehingga kemungkinan besar mengandung probiotik.

Acar

Acar berfungsi menambah kadar lactobacilus dalam usus besar.

Acar timun misalnya, memiliki kandungan probiotik dan vitamin K yang tinggi. Tapi, acar yang dibuat dengan cuka tidak punya probiotik hidup lagi. Pastikan juga konsumsi garam Anda di makanan lain tidak banyak ketika Anda mengkonsumsi acar, karena acar sudah mengandung cukup banyak garam atau sodium.

Keju (tidak semua jenis)

Beberapa jenis keju bermanfaat menambah kadar lactobacilli dalam usus besar.

Beberapa jenis keju memiliki probiotik karena pembuatan keju melalui proses fermentasi. Keju yang banyak mengandung bakteri baik antara lain Gouda, mozzarella, cheddar dan cottage cheese.

Kesimpulan

Untuk menjaga tubuh dari berbagai jenis penyakit, Anda harus mengawasi makanan Anda. Tidak mengkonsumsi garam berlebihan dan menambah porsi makanan probiotik Anda diyakini akan dapat mengurangi resiko autoimun. Selain autoimun, konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan resiko kanker Anda.

Selalu sedia Plan B jika Plan A gagal. Jika jaga makan tetap tidak berhasil mencegah autoimun, pastikan Anda sudah siap dengan asuransi kesehatan yang memadai. Hubungi tim kami untuk konsultasi lebih lanjut!

Featured Articles

Chat Langsung
Chat Kami di +6281214995177
Halo, Anda cari asuransi apa? Kesehatan/ jiwa/ travel/ dsb atau merek tertentu (Generali, AXA, Allianz, dsb)?