Seorang wanita pasti akan mengalami menopause. Kondisi ini akan dialami oleh para wanita jika waktunya sudah tiba. Kebanyakan dari wanita tidak paham tentang bagaimana dan apa yang akan terjadi pada tubuh saat menopause. Padahal, hal ini tidak bisa disepelekan.
Anda harus paham perubahan apa yang akan terjadi pada tubuh, mengingat menopause tidak hanya berdampak pada organ reproduksi, melainkan pada seluruh anggota tubuh.
Secara bahasa, menopause berasal dari kata meno (menstruasi) dan pause (berhenti). Menopause merupakan kondisi perubahan hormon seks dalam tubuh wanita. Kondisi ini terjadi karena ovarium (indung telur) berhenti memproduksi hormon estrogen yang berarti berakhirnya kemampuan untuk bereproduksi.
Usia wanita saat mengalami menopause berkisar antara 45-55 tahun. Rata-rata wanita Indonesia mengalami menopause saat berusia 51 tahun. Seorang wanita dikatakan menopause saat tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan.
Hormon yang berperan penting dalam terjadinya menopause adalah hormon testosteron, progesteron, dan estrogen. Ketika ketiga hormon ini mengalami penurunan, maka akan terjadi perubahan pada tubuh Anda.
Hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berfungsi untuk mengontrol ovulasi dan menstruasi setiap bulannya. Sel telur pada wanita tentu lama kelamaan akan habis. Setiap satu kali dalam sebulan wanita pasti mengalami menstruasi. Jika saat indung telur wanita sudah tidak melepaskan sel telur lagi, maka berhentilah siklus menstruasi dan wanita mengalami menopause.
Tiga Tahapan Perubahan Tubuh
Perimenopause
Biasa disebut masa transisi sebelum memasuki masa menopause. Perimenopause biasa dialami wanita saat menginjak usia 40 tahun, namun ada beberapa wanita yang mengalami masa ini sebelum usia 40 tahun. Pada masa ini produksi hormon estrogen berkurang secara drastis.
Gejala yang dialami :
- Menstruasi tidak teratur
Pola menstruasi mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada umumnya seorang wanita mengalami menstruasi satu bulan sekali, namun pada masa perimenopause beberapa wanita mungkin mengalami menstruasi setiap 2-3 minggu atau bahkan tidak menstruasi selama satu bulan.
- Kesuburan menurun
Dikarenakan turunnya produksi hormone estrogen, maka berpengaruh terhadap kesuburan wanita. Jika wanita sudah tidak subur maka kesempatan hamil akan menurun, tapi kemungkinan untuk hamil masih tetap ada.
- Vagina kering
Kurangnya hormon estrogen yang diproduksi menyebabkan penyusutan jaringan pada vagina. Hal ini bisa menurunkan produk lendir. Jika vagina sulit memproduksi lendir makan akan terjadi kekeringan yang bisa menyebabkan dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual). Vagina yang kering bisa membuat wanita merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual dan gairah seksual menurun.
Pada kasus lain, ada wanita yang sampai mengalami susah tidur atau insomnia selama ada di tahap perimenopause. Cemas, merasa terlalu sensitif, hingga depresi bisa saja melanda beberapa wanita yang sedang menjalani tahap ini.
Menopause
Pada tahap ini hormon estrogen dan progesterone sudah benar-benar tidak diproduksi. Wanita berhenti mengalami siklus menstruasi.
Gejala yang dialami :
- Hot flush
Terjadi saat Anda merasakan panas di tubuh bagian atas secara tiba-tiba dikarenakan tubuh mengalami perubahan suhu. Bisa terjadi pada bagian wajah, leher, dan dada, serta bisa menyebar ke daerah punggung dan lengan. Kulit Anda pada bagian ini juga mungkin memerah. Hot flush dipengaruhi oleh kurangnya hormon estrogen pada tubuh. Tubuh yang kekurangan hormon estrogen berdampak pada terganggunya pengaturan suhu sehingga otak berpikir tubuh terlalu panas padahal tidak.
- Gangguan tidur
Perubahan pada tubuh berakibat pada ketidaknyamanan sehingga Anda bisa mengalami gangguan tidur. Hormon yang berkurang menyebabkan tubuh kelelahan namun ada beberapa wanita yang merasakan tubuh berkeringat terus menerus sehingga sulit untuk beristirahat.
- Perubahan mood
Anda akan rentang merasakan mood swing. Karena ketidaknyamanan saat tidur di malam hari, mungkin hal ini akan mempengaruhi perubahan pada mood Anda. Selain itu, mood swing juga dapat disebabkan oleh stres, perubahan pada keluarga, atau kelelahan. Anda akan lebih sensitif menghadapi hal-hal yang biasanya Anda alami.
Postmenopause
Tahap terakhir ini dapat Anda alami satu tahun setelah Anda menopause. Gejala-gejala yang ada pada tahap menopause sedikit demi sedikit menghilang, namun timbul gejala baru. Kekuatan fisik Anda mulai menurun.
Gejala yang dialami :
- Tulang keropos
Kadar hormon estrogen yang semakin berkurang, menyebabkan berkurangnya juga massa tulang, sehingga risiko Anda mengalami tulang keropos lebih besar. Lebih buruknya lagi, dalam kebanyakan kasus bisa menyebabkan osteoporosis. Osteoporosis disebabkan karena kemampuan tubuh untuk meregenerasi tulang sudah menurun. Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang.
- Perubahan pada gigi dan gusi
Jumlah hormon estrogen yang rendah dalam tubuh akan menyebabkan berkurangnya jaringan ikat. Hal ini menyebabkan Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk kehilangan gigi atau mengalami penyakit gusi.
- Perubahan kulit
Hormon estrogen sangat berpengaruh pada tubuh wanita, kadar estrogen yang rendah menyebabkan berkurangnya kadar kolagen, dimana kolagen merupakan jaringan yang membentuk kulit. Tidak heran jika kulit wanita yang sudah menopause akan lebih tipis, kering, dan keriput.
Selain itu, lapisan vagina dan saluran kencing juga akan menipis dan melemah, sehingga timbul rasa sakit saat berhubungan seksual. Lebih parahnya lagi, Anda bisa mengalami infeksi vagina atau infeksi saluran kencing.
Diagnosis Menopause
Mengalami menopause adalah hal alamiah yang pasti dirasakan oleh semua wanita dan hal ini adalah hal wajar yang tidak perlu ditakuti. Hal yang perlu diwaspadai adalah ketika gejala-gejala yang dialami menimbulkan efek yang membahayakan pada tubuh. Anda bisa bertanya pada dokter jika dirasa memerlukan bantuan medis. Beberapa pemeriksaan yang akan dokter lakukan,
Pemeriksaan FSH (follicle-stimulating hormone) dan hormon estrogen. Menopause ditunjukkan saat kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah.
Pemeriksaan TSH (thyroid-stimulating hormone) dan hormon tiroid. Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause.
Menangani Menopause
Sebenarnya tidak ada yang perlu ditakuti dari menopause, juga tidak perlu penanganan khusus. Ada baiknya Anda melakukan hal-hal berikut dengan tujuan meredakan gejala yang akan dialami menjelang masa menopause.
Gaya hidup sehat
Demi mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya adalah dengan istirahat yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan yang sehat.
Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian.
Jika dibutuhan, konsumsi suplemen kalsium, vitamin D, dan magnesium demi kesehatan tulang. Kenapa perlu magnesium? Untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan vitamin D tentunya.
Relaksasi
Teknik ini bisa Anda gunakan untuk menangnkan diri. Kehilangan hormone pada tubuh bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada mood dan mental Anda. Anda dapat mencoba lain meditasi, pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi.
Kesimpulan
Setelah menopause, resiko sakit jantung dan stroke juga akan meningkat. Hal ini kemungkinan terjadi karena hormon estrogen sudah berkurang drastis. Namun, Anda jangan takut terhadap menopause. Tapi, persiapkan diri Anda untuk menghadapi kepastian. Salah satunya, pastikan asuransi kesehatan Anda sudah memadai, karena resiko terhadap kesehatan akan meningkat.
Apakah limit tahunan dan kamar sudah cukup? Silakan baca 5 Rekomendasi Asuransi Kesehatan untuk 55 tahun ke atas untuk gambaran. Anda juga bisa langsung berkonsultasi dengan tim konsultan kami!