Kosmetik erat kaitannya dengan kaum hawa, untuk mempercantik serta merawat kesehatan kulit, terutama kulit wajah. Sayangnya, Anda juga perlu waspada terhadap kandungan berbahaya dalam kosmetik yang dapat merusak kesehatan Anda.
Efek samping yang dapat ditimbulkan cukup serius. Tidak hanya kerusakan kulit, tapi bisa mengakibatkan gangguan kesuburan hingga kanker. Bahkan, bahan-bahan berbahaya dalam skincare maupun make up tersebut bisa mengakibatkan cacat lahir.
Walau tak dikonsumsi melalui mulut seperti makanan, bukan berarti kandungan berbahaya dalam kosmetik tidak menimbulkan efek kesehatan yang fatal dan mengkhawatirkan.
Dilansir dari situs resmi The Environmental Working Group, sejak tahun 2009 sudah terdapat 595 manufaktur produk kosmetik yang dilaporkan menggunakan 88 bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Tak tanggung-tanggung, jumlah produk yang dilaporkan berbahaya pun ada lebih dari 73.000 produk.
Industri kosmetik terus meningkat pesat. Akibatnya, potensi kandungan berbahaya dalam kosmetik akan terus meningkat. Konsumen harus lebih selektif dalam memilih produk mana yang akan digunakan. Banyaknya tawaran produk dengan harga murah pun perlu diwaspadai lebih dalam, meski tidak ada patokan bahwa setiap produk kecantikan mahal juga selalu aman.
Memperhatikan bahan-bahan yang digunakan adalah salah satu hal penting yang mesti dilakukan konsumen. Sebagai gambaran, berikut adalah beberapa kandungan kosmetik yang berbahaya yang sering digunakan oleh oknum manufaktur kosmetik.
Paraben
Paraben ini penting fungsinya sebagai pengawet, yang melindungi produk dari bakteri atau jamur, sehingga kosmetik tahan lebih lama. Coba Anda lihat label kosmetik atau skincare Anda. Zat ini banyak ditemukan dalam berbagai produk kosmetik, mulai dari sabun wajah, sabun mandi, sampo, kondisioner, losion, deodoran, scrub, hingga make up. Bahan ini bahkan juga ada di beberapa produk makanan.
Sayangnya, paraben merupakan salah satu kandungan berbahaya dalam kosmetik, apalagi jika digunakan dalam jangka waktu panjang. Adapun bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain ethylparaben, butylparaben, methylparaben, proylparaben, isopropylaben, isobutylparaben, dan sebagainya yang memiliki akhiran paraben.
1. Mengganggu Endokrin dan Memicu Kanker
Kandungan bahan berbahaya dalam skincare maupun make up ini mengganggu kelenjar endokrin dengan kemampuannya dalam meniru hormone estrogen. Sebuah studi sel menunjukkan bahwa paraben dapat mengikat reseptor estrogen sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Penyakit serius yang paling berkaitan dengan paraben adalah kanker payudara. Sebuah penelitian di tahun 2004 mendeteksi adanya paraben pada tumor payudara dan pada penelitian lain terbaru ditemukan bahwa 99% kasus tumor dan kanker payudara memiliki kandungan paraben. Dalam studi lebih lanjut, ditemukan bahwa paraben dalam konsentrasi yang cukup mampu meningkatkan proliferasi (tingkat tumbuh) sel kanker payudara MCF-7.
Riset lain memaparkan pula bahwa paraben rantai panjang seperti isobutylparaben yang diberikan pada tikus menghasilkan peningkatan berat badan rahim dan sensitivitas uterus ke estrogen pada keturunannya. Lebih jauh, paraben juga terbukti dapat memblokir androgen dan menghambat enzim yang memetabolisme hormon estrogen.
2. Kanker Kulit
Paraben terutama bahan methylparaben dapat memicu pula proliferasi sel dan kerusakan sel-sel kulit. Bahan ini tidak dapat diolah tubuh sepenuhnya sehingga saat digunakan oleh kimia estrogen lainnya, perkembangan melanoma ganas pun akan terpicu melalui aktivitas estrogenik dan genotoksik.
3. Mengganggu Kesuburan
Laki-laki juga tak lepas dari ancaman paraben. Bahan polyparaben dan butylparaben nyatanya mampu mengurangi produksi sperma serta memicu penurunan testosteron jika melewati dosis yang diperbolehkan.
Sementara itu pada wanita, butylparaben dapat mengubah perkembangan organ reproduksi dan produksi sperma pada masa kehamilan dan menyusui.
Potensi bahaya dari paraben membuat industri kosmetik mencari alternatif yang dinilai lebih aman. Dilemanya, paraben juga penting untuk menjaga kebersihan kosmetik kita. Hati-hati dengan alternatif dari paraben yang kemungkinan bisa berefek lebih buruk dari paraben.
Diethanolamine
Diethanolamine atau DEA merupakan karsinogen dan racun pernapasan. DEA umumnya ada dalam produk seperti sabun dan sampo. Kendati begitu, DEA juga sangat mungkin ditemukan sebagai kandungan berbahaya pada skincare.
Bahan ini mampu membuat kulit lebih lembut. Hanya saja, efek sampingnya yang terlalu berbahaya membuat penggunaan DEA sangatlah terbatas. Tentunya, ibu hamil juga sangat direkomendasikan untuk tidak menggunakan produk-produk dengan kandungan DEA.
Adapun sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengolesan krim dengan kandungan pada kulit ibu hamil mampu menghambat perkembangan kognitif janin yang berada di dalam kandungan.
Hydroquinone
Bahan ini digunakan untuk mengatasi bercak gelap yang timbul pada kulit sebagai akibat penumpukan melanin atau hiperpigmentasi. Hydroquinone menghambat pembentukan melanin sehingga kulit yang menggelap pun dapat kembali lebih cerah dan kembali menyerupai warna area kulit di sekitarnya.
Bahan berbahaya dalam skincare ini sebenarnya masih boleh diberikan, tetapi melalui anjuran khusus dokter maupun standar BPOM. Sayangnya, banyak oknum yang tidak menggunakan dengan tepat bahan ini sehingga justru menjadikan lebih banyak konsumen yang mengalami efek sampingnya. Pun oleh karena banyaknya konsumen yang mengidamkan kulit cerah merata dengan cara instan, ‘kesempatan’ tersebut pun menjadi peluang emas bagi para pelaku produksi produk abal-abal untuk kepentingan pribadinya.
Beberapa efek samping yang akan dialami akibat penggunaan hydroquinone di luar anjuran adalah kulit yang seperti terbakar, kering, kemerahan, bahkan melepuh dan timbul bercak-bercak. Bahkan dalam beberapa kasus, kulit penderita justru menjadi biru kehitaman.
Merkuri
Kandungan berbahaya dalam skincare maupun kecantikan lainnya yang perlu diwaspadai adalah merkuri. Bahan ini juga kerap digunakan oleh para oknum untuk membuat kulit tampak lebih putih secara instan.
Namun, bahaya merkuri tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Bahan ini tak cuma membuat lapisan kulit menipis, tetapi juga menyebbakan kerusakan dan gangguan pada bagian tubuh lainnya seperti sistem saraf, saluran pencernaan, ginjal, otak, paru-paru, hingga sistem imunitas.
FDA juga menyebut bahwa paparan merkuri mampu menyebabkan depresi, gangguan pada ingatan, tremor, perubahan pada pendengaran dan penglihatan, dan lain-lain. Selain itu, penguapan merkuri juga dapat membahayakan orang-orang yang ada di sekitar, terutama mereka yang cukup sensitif seperti wanita hamil dan bayi.
Memiliki tampilan maksimal dengan kulit dan wajah yang bersih dan cerah memang perlu melalui perawatan. Namun, merawat juga perlu dasar yang tepat agar tak justru menimbulkan efek sebaliknya.
Maka dari itu, tiap konsumen perlu jeli dan selektif dalam memilih produk apa saja yang akan digunakan. Jangan sampai karena asal harga terjangkau atau terlalu banyak testimoni yang ternyata tak sesuai dengan kondisi kulitnya, kandungan yang berbahaya dalam skincare maupun produk kecantikan lainnya justru menimbulkan sesal di kemudian hari.
Atau, Anda juga bisa mengurangi pemakaian kosmetik, hanya seperlunya saja. Untuk penyeimbang, Anda bisa melakukan kebiasaan sehat, misalnya mengkonsumsi bawang bombay atau cuka apel.