- Apa itu Pencemaran Udara?
- Blue Zone: Kalau tidak ada Dampak Pencemaran Udara
- Jenis Polutan dan Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan
- Tips Meminimalisir Dampak Pencemaran Udara
- Apa yang harus Anda lakukan jika terlanjur sakit karena pencemaran udara?
Dampak pencemaran udara merupakan perkara serius yang sering disepelekan. Seperti Coronavirus, pencemaran udara adalah musuh tak terlihat. Pada tahun 2018, WHO mencatat 4,8 juta kematian karena dampak pencemaran udara. Bahkan, polusi udara ternyata lebih mematikan daripada merokok, minuman alkohol dan narkoba (World Economic Forum 2018).

Polusi udara memangkas umur manusia lebih banyak daripada merokok, minum alkohol, dan narkoba, Sumber: Air Quality Life Index
Kualitas udara yang buruk memang memiliki efek langsung terhadap risiko penyakit kronis. Polusi ini ternyata dapat menyebabkan timbulnya banyak penyakit seperti stroke, pneumonia, kanker paru-paru, penyakit jantung, asma dan ISPA. China dan Indonesia merupakan dua negara dengan pencemaran udara terparah. Polusi udara memangkas rata-rata 5,5 tahun dari harapan hidup orang Indonesia.

Polusi udara di Shanghai, China
Hampir 97% dari kota-kota negara berkembang tidak memenuhi standar kualitas udara dari WHO. Mari kita lihat terlebih dahulu apa itu pencemaran udara.
Apa itu Pencemaran Udara?
Polusi atau pencemaran udara merupakan sebuah kondisi ketika ada percampuran antara partikel dan gas dengan konsentrasi berbahaya pada area luar ruangan maupun dalam ruangan. Efek dari polusi udara sangatlah beragam termasuk risiko meningkatnya suhu pada suatu lokasi tertentu (global warming).
Beberapa contoh polutan yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara, antara lain:
- Particulate Matter
- Nitrogen Dioksida
- Karbon Monoksida
- O3
- Sulfur Dioksida
Kelima polutan ini diukur menggunakan Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (National Geographic). Ada juga polutan udara lainnya seperti radon, asap rokok, senyawa organik volatil (VOC), formaldehida, asbes, dan zat lainnya.
Blue Zone: Kalau tidak ada Dampak Pencemaran Udara
Pernah dengar istilah Blue Zone? Blue Zone merupakan area istimewa, dimana harapan hidup penduduknya jauh di atas rata-rata dunia. Bahkan, banyak yang mencapai usia di atas 100 tahun.

Blue Zone, tempat orang-orang berumur panjang
Apa yang menyebabkan usia panjang tersebut? Salah satu faktor dominan adalah kualitas udaranya. Wilayah-wilayah Blue Zone hampir tidak memiliki polusi udara. Beberapa Blue Zone yang dikenal antara lain:
- Okinawa, Jepang
- Sardinia, Italia
- Ncoya, Kosta Rika
- Ikaria, Yunani
- Loma Linda, California

Sardinia, Italia
Jadi, jika Anda ingin berumur panjang, pertimbangkan pindah ke tempat yang minim polusi udaranya.
Jenis Polutan dan Dampak Pencemaran Udara terhadap Kesehatan
Sekian banyak polutan tersebut tentu saja memberikan dampak tersendiri bagi kesehatan masyarakat. Terlebih lagi masyarakat yang tinggal pada kota-kota besar. Anda mungkin saja tidak merasakan efek secara langsung ketika menghirup udara. Tapi, tahun demi tahun, komposisi udara buruk inilah yang nantinya dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan pada tubuh Anda.
1. Particulate Matter
Particulate Matter sering orang singkat menjadi PM. Sebutan ini memiliki definisi sebagai kumpulan partikel padat maupun cair yang bercampur dengan udara bebas. Komponen utama polutan PM adalah nitrat, sulfat, natrium klorida, amonia, karbon hitam, debu mineral, serta air.
Kandungan PM pada udara berkaitan erat dengan meningkatnya angka kematian serta terjadinya kasus penyakit pada masa sekarang ini. PM akan semakin berbahaya ketika ukurannya semakin kecil. artikel berbahaya ini sangat mudah terhirup ke dalam jaringan paru-paru, sehingga selanjutnya mengalir ke dalam darah. Partikel PM yang memiliki ukuran 2,5 mikron atau kurang merupakan partikel yang paling berisiko dapat merusak kesehatan dan mengakibatkan berbagai penyakit.
PM dapat timbul dimana saja. Bukan hanya kota-kota besar, paparan polutan ini juga bisa terjadi pada daerah pedesaan. Contohnya saja, dalam ruangan yang terekspos asap pembakaran tungku kayu dan arang tradisional. Asap tersebut ternyata bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, infeksi saluran pernapasan akut, penyakit paru obstruktif kronik, bahkan kanker paru-paru. Lebih daripada itu, asap seperti ini juga dapat menyebabkan risiko kematian pada usia muda.
2. Nitrogen Dioksida
Nitrogen dioksida merupakan sumber aerosol nitrat yang kemudian membentuk banyak pecahan partikel dengan ukuran kecil. Jika kadar nitrogen dioksida atau NO2 pada udara terukur melebihi 200 mikrogram setiap meter kubik maka zat ini akan menjadi gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan tubuh secara langsung.
Lebih daripada itu, zat penyebab polusi udara ini bisa juga menimbulkan peradangan yang akibatnya dapat mempengaruhi fungsi saluran pernapasan. Biasanya, sumber utama pencemaran oleh nitrogen dioksida berasal dari proses pembakaran yang berlangsung terus menerus. Oleh karena itu, pencemaran jenis ini sering terjadi pada pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan kapal laut.
Sebuah studi yang berlangsung selama bertahun-tahun oleh G. Von Nieding dan HM Wagner menunjukkan bahwa paparan NO2 dapat mengakibatkan gejala bronkitis kronis pada anak maupun orang dewasa jika terpapar dalam jangka panjang. NO2 juga bisa mengakibatkan pneumonia. Lebih daripada itu, fungsi paru-paru dalam tubuh juga akan menurun ketika Anda kedapatan terlalu banyak menghirup partikel NO2 dari udara.
3. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan salah satu dari sekian banyak gas beracun yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran udara. Gas yang satu ini memang tidak memiliki warna maupun bau. Zat tersebut bahkan tidak akan membuat iritasi pada kulit maupun mata Anda.
Namun, jika Anda terlalu banyak menghirup karbon monoksida, kesehatan tubuh Anda dapat terganggu sebab zat ini sebenarnya sangatlah berbahaya. Pembakaran minyak dan gas maupun pembakaran bahan padat seperti kayu, adalah beberapa kegiatan yang menjadi sumber munculnya karbon monoksida.
Gas ini sangatlah berbahaya karena dapat mencegah proses pengikatan oksigen yang seharusnya terjadi dengan hemoglobin pada sel darah merah.
Akibatnya, karbon monoksida akan menggantikan oksigen dan melangsungkan ikatan dengan hemoglobin secara langsung. Oleh karena itu, pasokan oksigen ke dalam jantung akan turun sehingga akhirnya mengakibatkan tubuh Anda terjebak dalam kekurangan oksigen.
4. O3
O3 adalah sebutan untuk ground-level ozone yang sering orang sebut sebagai salah satu penyebab pencemaran udara. Zat ini tentu tidaklah sama dengan gas yang menjadi bagian dari atmosfer bumi. Ozon ini merupakan polutan berbahaya biasanya terdapat pada permukaan tanah
Ozon yang berada pada permukaan tanah merupakan kandungan utama yang menyebabkan terjadinya kabut asap oleh reaksi antara sinar matahari yang bercampur dengan polutan udara. Polutan tersebut dapat berupa nitrogen oksida (NOx) serta volatile organic compounds yang berasal dari asap kendaraan, limbah industri, dan bahan kimia. Akibatnya risiko dampak polusi udara yang terjadi karena kandungan ozon dalam tanah biasanya akan semakin meningkat ketika musim kemarau.
Kandungan ozon yang berlebihan pada udara yang Anda hirup dapat berakibat pada melemahnya fungsi paru-paru. Jadi, kondisi ini akhirnya akan menyebabkan masalah pada pernapasan, memicu kambuhnya gejala asma, dan bahkan menimbulkan penyakit paru-paru.
Pada beberapa kawasan benua Eropa, ground-level ozone merupakan salah satu partikel polusi udara yang paling menyedot perhatian. Beberapa penelitian bahkan menyebutkan bahwa angka kematian harian dapat naik sebesar 0,3%, dan angka penyakit jantung naik sebesar 0,4%, jika terjadi peningkatan partikel ozone sebesar 10 mikrogram per meter kubik.
5. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak memiliki warna. Tapi, zat ini biasanya datang dengan bau yang luar biasa tajam. Partikel yang menyebabkan pencemaran udara ini adalah hasil pembakaran dari bahan bakar fosil.
Hal paling utama yang menyebabkan timbulnya Sulfur Dioksida adalah pembakaran bahan bakar seperti batu bara, bensin dan minyak. Anda bisa menemui sulfur dioksida dalam berbagai macam proses pembakaran untuk keperluan domestik seperti pembangkit listrik serta kendaraan bermotor. Tak hanya itu, peleburan sulfur juga ikut menyumbang partikel sulfur dioksida pada udara yang kita hirup.
Sulfur dioksida bisa merusak dan mempengaruhi berbagai macam fungsi sistem tubuh yang berlangsung sehari-hari. Zat ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk kerusakan pada sistem pernapasan, menurunnya fungsi paru-paru, dan juga menyebabkan iritasi pada area mata.
Paparan sulfur dioksida yang berlebihan juga akan menyebabkan radang tenggorokan, ISPA, asma, bronkitis, dan pneumonia.
Tips Meminimalisir Dampak Pencemaran Udara
Data pada WHO menunjukkan bahwa setidaknya 9 dari 10 orang di dunia telah menghirup udara yang tercemar polutan. Ada beberapa tips sederhana yang mungkin bisa menjadi solusi meringankan dampak kesehatan yang berasal dari pencemaran udara. Kiat ini barangkali dapat meningkatkan tak hanya kualitas hidup Anda melainkan juga kualitas hidup banyak orang di sekitar Anda:
- Hindarilah melakukan aktivitas luar ruangan yang berlebihan pada siang hari. Ini harus Anda lakukan untuk menghindari polusi udara yang terjadi karena ground level ozone. Jika perlu, terapkan pembatasan untuk beraktivitas outdoor hanya pada pagi dan sore hari.
- Jangan melakukan kegiatan seperti olahraga, berjalan, berlari, dan bersepeda pada jalanan yang dipenuhi dengan kendaraan bermotor. Tetapi, jika Anda memang harus melakukannya persiapkanlah perlengkapan yang baik untuk mengatasi dampak polusi udara. Kenakan masker kain atau tutuplah mulut dan hidung Anda untuk mengurangi risiko terjadinya permasalahan pada saluran pernapasan.
- Menghemat energi merupakan solusi jitu untuk mengurangi polusi udara. Dengan menghemat listrik pada area rumah sendiri, Anda sudah turut serta dalam mengurangi penggunaan energi dan membatasi emisi. Oleh karena itu, pastikanlah untuk selalu mematikan lampu dan alat-alat elektronik yang sedang tidak Anda gunakan.
- Jika Anda hendak berpergian sendiri, pilihlah pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Anda bisa menggunakan angkot, bus, kereta, dan yang lainnya. Dengan demikian Anda akan turut serta dalam usaha mengurangi pencemaran yang terjadi karena kendaraan bermotor Anda sendiri. Ketika pun Anda harus menggunakan kendaraan pribadi, pastikan Anda mengaturnya seefektif mungkin.
- Membakar sampah merupakan permasalahan akut yang terjadi pada negara Indonesia. Jika Anda berada dalam kota yang penduduknya padat, jangan membakar sampah Anda. Bayarlah retribusi untuk membawa sampah rumah Anda agar dapat terproses pada TPS terdekat.
- Menjaga diri tentu harus Anda mulai dengan makan makanan sehat. Pilihlah sumber makanan yang kaya antioksidan, seperti sayuran segar dan buah-buahan. Antioksidan terbukti dapat memberikan proteksi bagi tubuh Anda untuk menghindari bahaya radikal bebas yang berasal dari pencemaran udara.
- Belilah air purifier atau pembersih udara. Bahkan, air purifier yang menggunakan HEPA filter dapat mengurangi resiko tertular virus COVID-19 hingga 99%.
- Jangan lupa untuk selalu membersihkan filter air conditioner Anda secara rutin.
- Buka jendela dan pintu Anda secara berkala untuk mengalirkan udara lama keluar dan menggantinya dengan yang baru ketika cuaca sedang terasa sejuk.
- Hindari merokok dalam ruangan.
Apa yang harus Anda lakukan jika terlanjur sakit karena pencemaran udara?
Tentu saja, Anda harus ke dokter. Konsultasikan dengan dokter Anda pengobatan apa saja yang harus Anda lakukan, atau perawatan apa yang harus Anda jalankan.
Kadang, sakit akibat dampak pencemaran udara memerlukan perawatan inap di rumah sakit. Maka itu, ada baiknya Anda memiliki asuransi kesehatan. Fungsinya, supaya Anda tidak perlu mengeluarkan banyak dana setiap kali Anda sakit akibat dampak dari pencemaran udara. Ingat, penyakit paru-paru dan jantung butuh biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pilihlah asuransi yang pasti aman dan terpercaya. Hubungi konsultan kami untuk cari asuransi yang paling cocok untuk Anda.