Tanya Langsung

Jangan Mudah Percaya, Ini Penjelasan Para Ahli Tentang Obat Covid 19

Tanya Langsung

Terapi Isolasi Mandiri

Beberapa waktu belakangan berita tentang penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid 19 cukup santer di kalangan umum ataupun medis. Kontroversi pun timbul mengingat sampai saat ini belum ada pernyataan resmi WHO tentang obat untuk menyembuhkan Covid.

Ivermectin untuk Covid 19

Botol obat ivermectin dan tablet
Botol obat ivermectin dan tablet – Photo by RapidEye

Ivermectin sebenarnya bukan obat baru dan sudah digunakan sejak lama untuk membasmi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan. Obat ini juga kerap digunakan untuk menyembuhkan infeksi akibat kutu atau tungau. Klaim Ivermectin sebagi obat Covid muncul setelah sebuah penelitian di Australia.

Dari hasil penelitian tersebut, Ivermectin terbukti mampu menurunkan jumlah virus Corona pada sel yang terpapar secara signifikan. Riset lain menyebutkan bahwa Ivermectin dapat mempercepat proses pemulihan pasien Covid gejala ringan dan mengurangi risiko pada pasien gejala berat.

Meskipun sampai saat ini klaim tersebut masih membutuhkan riset lebih lanjut beberapa laboratorium kecil berhasil membuktikan bahwa Ivermectine memiliki efek antivirus untuk beberapa jenis virus seperti Dengue, Chikungunya, Influenza, dan lain sebagainya.

Lalu, apa kata WHO dan institusi kesehatan lain seperti FDA dan BPOM? Sampai saat ini, setiap institusi kesehatan di dunia belum mengeluarkan pernyataan pasti terkait hal ini. Inilah mengapa tidak ada satu pun lembaga yang merekomendasikan Ivermectin sebagai obat Covid.

Beberapa waktu lalu, PT Harsen Laboratories meminta maaf kepada BPOM RI dan masyarakat luas atas klaim mereka terhadap Ivermectin dengan merek Ivermax12 sebagai obat Covid. Mereka pun secara tegas menyatakan bahwa Ivermax12 adalah obat cacing yang bisa dibeli menggunakan resep dokter.

Mengikuti pernyataan tersebut, Harsen pun menarik semua Ivermax12 yang sudah beredar sampai isu tentang obat Covid berkurang. Sebenarnya, untuk penanganan pasien Covid 19 dengan gejala ringan ataupun berat para ahli hanya menyarankan obat terapi untuk meringankan efek yang ditimbulkan.

Obat Terapi Covid 19 Rekomendasi Kemenkes dan WHO

Buah jeruk dan obat-obatan
Buah jeruk dan obat-obatan – Photo by Polina Tankilevitch

Meskipun belum ada obat yang secara klinis mampu mengobati Covid, Kemenkes merekomendasikan beberapa asupan yang bisa digunakan selama perawatan pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit. Berikut ulasannya:

1. Vitamin C

Vitamin C memiliki efek antiinflamasi dan mengandung antioksidan yang berfungsi meningkatkan imunitas tubuh. Jika tubuh memiliki imun yang kuat, efek virus Corona dapat diminimalisasi. Jadi jangan heran apabila Vitamin C selalu direkomendasikan dalam terapi penyembuhan Covid. Hal tersebut didukung beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa konsumsi rutin Vitamin C dapat membantu mengurangi gejala Covid hingga 50% lebih cepat pada pasien gejala ringan.

2. Vitamin D

Beberapa waktu lalu sebuah jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh NCBI menyebutkan bahwa Vitamin D terbukti dapat meningkatkan limfosit T yang berfungsi melawan virus. Selain terapi, pemberian Vitamin D adalah untuk meminimalisasi risiko peningkatan sitokin pemicu pneumonia yang dapat menyebabkan gejala Covid semakin parah. Vitamin D sendiri kerap digunakan sebagai obat Covid isolasi mandiri.

3. Zinc

Selain vitamin, Kemenkes juga merekomendasikan Zinc yang terbukti mampu mengurangi gejala Covid hingga 50% pada hari kelima konsumsi jika dikombinasikan dengan pemberian Vitamin C. Inilah mengapa kombinasi Zinc dan Vitamin C kerap dipakai sebagai obat Covid untuk anak. Sayangnya, sampai saat ini belum ada penelitian yang mampu membuktikan korelasi kesembuhan Covid dengan konsumsi Zinc.

4. Azritomisin

Biasanya, pasien Covid dengan gejala ringan juga diberi Azitromisin yang berfungsi sebagai antibiotik. Efek obat ini adalah meredakan infeksi akibat bakteri yang muncul karena efek sekunder Covid 19. Pemberian Azritomisin sendiri harus sesuai resep dokter sebab tidak semua pasien Covid 19 membutuhkan obat ini.

5. Oseltamivir

Penggunaan obat Covid 19 ini hanya diberikan untuk pasien dengan gejala influenza karena fungsi utamanya adalah menghambat enzim neuraminidase yang menyebabkan virus menyebar dan bereplikasi. Inilah mengapa Oseltamivir tidak bisa digunakan sembarangan.

6. Fapiviravir

Obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu dan ebola ini memiliki efek antivirus dengan spektrum luas. Dalam penggunaannya untuk pasien Covid 19, Fapiviravir hanya dapat meredakan beberapa gejala ringan sehingga penggunaannya tidak sesering Oseltamivir yang terbukti lebih efektif.

7. Remdesivir

Antivirus ini hanya diberikan pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan saturasi oksigen di bawah 94%. Remdesivir terbukti dapat meminimalisasi risiko kematian pada kasus berat. Cara kerja obat ini tidak jauh berbeda dengan Fapiviravir tetapi efeknya jauh lebih mumpuni.

8. Kortikosteroid

Obat yang mengandung steroid ini mengandung antiinflamasi dengan gejala sedang dan berat. Kortikosteroid sangat tidak direkomendasikan untuk pasien gejala ringan sebab dalam beberapa kasus, obat ini justru meningkatkan risiko kematian. Jadi sebaiknya, ikuti anjuran dokter ketika ingin mengonsumsi Kortikosteroid.

9. Actemra dan Kevzara

Selain direkomendasikan Kemenkes kedua obat ini juga direkomendasikan oleh WHO sebagai salah satu obat terapi Covid 19 untuk pasien gejala berat dan ringan. Fungsi Actemra dan Kevzara adalah untuk menurunkan interleukin 6 yang dapat memicu timbulnya ARDS dan meningkatkan risiko kematian.

Terapi Isolasi Mandiri

Wanita sedang lari di taman – Photo by Tirachard Kumtanom

Beberapa bulan lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang isolasi mandiri bagi OTG (orang tanpa gejala) dan pasien gejala ringan karena keterbatasan fasilitas. Karena tidak mendapat pasokan medis memadai, pasien isoman tidak hanya membutuhkan beberapa obat di atas untuk mengurangi gejala Covid.

Anda juga membutuhkan terapi lain seperti olahraga ringan, berjemur di bawah matahari pagi sekitar 15 – 30 menit, hingga makan makanan bergizi untuk mendapatkan asupan vitamin alami dari sayur dan buah. Selain itu Kemenkes juga menyediakan layanan Telemedicine untuk membantu pemantauan pasien isoman.

Jadi daripada terpaku pada berita tentang obat Covid. Sebaiknya Anda fokus pada terapi kesehatan yang direkomendasikan pemerintah dan WHO agar imunitas meningkat dan gejala Covid 19 bisa segera teratasi. Bagaimanapun, lembaga kesehatan dunia pasti sedang mengupayakan adanya obat untuk penyakit yang telah memakan ratusan juta korban jiwa ini.

Kesimpulan

Obat bukan satu-satunya hal yang dapat membantu kita melewati masa pandemi ini. Dibutuhkan pula jaminan kesehatan memadai dari asuransi agar kondisi keuangan tetap stabil. Inilah mengapa sebelum terlambat, pastikan Anda memiliki asuransi kesehatan yang dapat membantu kita kapan saja.

Untuk mendapatkan rekomendasi produk asuransi swasta yang tepat, Anda bisa meminta bantuan agen Asuransinow. Cukup dengan menekan tombol WhatsApp di kanan bawah, Anda bisa berkonsultasi dengan agen berpengalaman yang dapat membantu memilihkan produk secara netral.

Itulah ulasan tentang obat Covid 19, semoga bermanfaat.

Featured Articles

Chat Langsung
Chat Kami di +6281214995177
Halo, Anda cari asuransi apa? Kesehatan/ jiwa/ travel/ dsb atau merek tertentu (Generali, AXA, Allianz, dsb)?