Info perbandingan vaksin COVID-19 memang banyak dicari. Keberadaan vaksin di saat angka penyebaran Covid terutama varian Delta cukup tinggi tentu merupakan sebuah kabar baik. Apalagi Indonesia termasuk salah satu negara yang menggratiskan vaksin agar setiap warganya bisa terlindungi dari varian ini. Sayangnya, di luar sana banyak informasi hoaks beredar terkait vaksin.
Alhasil jumlah penduduk yang telah mendapatkan vaksin di negara kita tidak sampai 10% dari jumlah keseluruhan. Hal ini sangat disayangkan, mengingat di luar negeri warga negara yang ingin mendapatkan vaksin harus membayar dengan harga yang cukup tinggi.
Setidaknya ada 3 vaksin yang sudah beredar dan salah satunya diklaim efektif mencegah rawat inap akibat Corona varian Delta. Setiap vaksin pasti memiliki efek samping dan kelebihan masing-masing mengingat bahan pembuatannya pun berbeda satu sama lain. Agar lebih yakin ketika melakukan vaksin, simak ulasan perbandingan vaksin COVID-19 yang telah beredar di negara kita saat ini.
Sinopharm

Sinopharm merupakan sebuah vaksin yang dikembangkan oleh Beijing BioInstitute Biological Product dan termasuk salah satu yang digunakan di negara kita. Sinopharm sendiri termasuk vaksin gotong royong, artinya pengadaan vaksin ini dibebankan pada sebuah badan hukum atau badan usaha.
Karyawan yang berada di bawah badan hukum tersebut tidak akan dipungut biaya jika ingin melakukan vaksin. Sebelum masuk secara resmi, Sinopharm telah mendapatkan izin dari BPOM sehingga aman untuk digunakan. Setidaknya ada 500.000 dosis Sinopharm yang tersedia sejak awal masuk pada April 2021 lalu.
Sinopharm adalah vaksin yang berasal dari virus Corona yang dimatikan. Cara kerja vaksin ini adalah memicu sistem kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus. Berdasarkan hasil uji klinis, Sinopharm memiliki nilai perlindungan sekitar 79,34%.
Soal keamanan, Sinopharm termasuk salah satu yang dinilai efektif. Sayangnya, vaksin ini hanya bisa digunakan untuk orang berusia 18 – 60 tahun dan tidak diperkenankan bagi ibu hamil atau menyusui. Efek samping umum vaksin ini adalah timbul rasa nyeri pada area yang disuntik, demam ringan, sakit kepala, dan mudah lelah.
Sinovac

Vaksin selanjutnya adalah Sinovac. Sebagaimana Sinopharm, Sinovac juga berasal dari inactivated virus sehingga tujuan penyuntikan Sinovac adalah untuk memicu sistem kekebalan tubuh dan memproduksi antibodi yang dapat melawan efek Covid 19. Dikembangkan oleh Sinovac Biotech, Ltd., Sinovac memiliki nilai efikasi vaksin sebesar 65,3%.
Meskipun nilai efikasinya cukup rendah dibanding vaksin Covid lainnya, Sinovac terbukti ampuh mencegah efek virus. Apalagi menurut beberapa penelitian, nilai efikasi tersebut lebih baik dibanding vaksin flu tahunan dengan nilai efikasi sekitar 40% saja.
Untuk penderita penyakit paru-paru seperti asma, TBC, dan PPOK, sebaiknya pemberian vaksin ditunda terlebih dahulu sampai kondisi pasien terkontrol. Seperti halnya Sinopharm, Sinovac juga memiliki efek samping berupa timbulnya rasa nyeri di bekas suntikan, demam, badan mudah lelah, sakit kepala, mual, dan muntah.
Efek ini sangat wajar mengingat vaksin Covid 19 melibatkan virus yang dimasukkan ke dalam tubuh. Tapi jika efek sampingnya menimbulkan gejala lain yang muncul beberapa minggu setelah vaksin, sebaiknya segera hubungi layanan kesehatan terdekat untuk penanganan medis.
Astrazeneca

Berbeda dari dua vaksin lain yang telah beredar di Indonesia, Astrazaneca berasal dari vektor adenovirus simpanse. Inilah mengapa jadwal pemberian vaksin Astrazeneca pun cukup lama dibanding Sinopharm dan Sinovac, yaitu 8 – 12 minggu dengan dosis 0,5 ml untuk setiap suntikan.
Dibandingkan Sinovac, nilai efikasi Astrazeneca termasuk tinggi. Berdasarkan hasil studi Oxford dan PHE, vaksin ini memiliki nilai efikasi 92% untuk mencegah rawat inap akibat varian delta. Selain efek samping ringan, vaksin ini juga memiliki efek samping berat seperti peradangan di sekitar sumsum tulang belakang, anemia hemolitik, atau demam tinggi dalam waktu lama.
Astrazeneca juga bisa memberikan efek penggumpalan darah. Meskipun mungkin hal tersebut hanya terjadi terhadap 4 – 6 orang dari 1 juta orang yang mendapatkan vaksin. Dibandingkan vaksin JNJ yang sama-sama berasal dari adenovirus dan memiliki risiko 7 : 1.000.000, Astrazeneca jelas lebih aman.
Tapi apabila setelah vaksin Anda mengalami masalah kesehatan di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat penanganan medis tepat. Meskipun begitu, tidak perlu ragu ataupun takut. Seperti halnya vaksin lain, Astrazaneca telah melewati uji klinis dan dinyatakan aman oleh WHO.
Efek samping hanya terjadi pada sebagian penerima vaksin dalam bentuk ringan. Hal ini sangat wajar mengingat vaksin mengandung adenovirus yang notabene merupakan benda asing. Efek samping timbul sebagai reaksi alami tubuh dalam menghadapi benda asing tersebut, setelah dirasa aman tubuh akan membentuk antibodi sehingga infeksi Covid 19 bisa dicegah.
Vaksin Nusantara

Salah satu vaksin yang sempat beredar meskipun belum mendapat izin dari BPOM dan WHO adalah vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan di RSPAD Gatot Soebroto. Vaksin ini merupakan salah satu hasil riset anak bangsa dan dikembangkan dari sel dendritik autolog yang dipaparkan dengan antigen dari protein S virus Corona.
Sejauh ini, banyak anggota DPR dan para pejabat yang bersedia menjadi relawan untuk menerima vaksin Nusantara. Hasilnya, banyak yang mengklaim tidak ada efek samping yang dirasakan setelah menerima suntikan vaksin. Dalam uji klinis, tim pembuat Nusantara juga mengklaim bahwa vaksin bisa menciptakan antibodi seumur hidup.
Kesimpulan
Dari perbandingan vaksin COVID-19 di atas dapat disimpulkan bahwa setiap vaksin memiliki efek samping yang notabene merupakan hal lumrah. Jadi jangan sampai efek samping dijadikan alasan untuk menolak vaksin mengingat hal ini adalah salah satu upaya agar pandemi segera berakhir.
Untuk sementara semua vaksin diberikan secara gratis tapi ke depannya, kita harus membayar untuk mendapatkan vaksin mandiri. Daftar vaksin pun cukup mudah, karena pemerintah mengakomodasi daftar vaksin online bagi yang bekerja dan tidak memiliki waktu untuk antri.
Bagaimana dengan info vaksin Pfizer yang isunya akan segera masuk ke Indonesia? Anda bisa simak info lengkapnya disini.
Jika Anda ingin mencari asuransi kesehatan tapi takut terpapar resiko virus Corona, jangan khawatir. Anda bisa konsultasi dan membeli asuransi kesehatan tanpa membahayakan diri sendiri. Cukup tekan tombol Whatsapp di kanan bawah, Anda akan terhubung dengan konsultan yang secara netral akan membantu mencarikan asuransi kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan budget. Jadi, sudah siap menerima vaksin Covid 19? Semoga ulasan di atas bermanfaat.