Tanya Langsung

Positif? Ikuti Panduan Isoman COVID-19 Ini!

Tanya Langsung

panduan isoman covid

Meski Anda tidak positif, penting untuk mengetahui info panduan isoman COVID-19. Melonjaknya angka penyebaran Covid 19 beberapa bulan belakangan membuat banyak layanan kesehatan kewalahan dalam menangani pasien. Apalagi kebanyakan pengidap Covid merupakan pasien OTG (orang tanpa gejala). Inilah mengapa banyak rumah sakit lapangan dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan isolasi pasien.

Sayangnya, fasilitas rumah sakit lapangan pun saat ini mulai tidak sanggup untuk menampung pasien Covid 19. Hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan lain yaitu pemberlakuan isolasi mandiri (isoman) untuk OTG atau pasien gejala ringan.

Protokol Isolasi Mandiri Kemenkes

Wanita memakai masker medis berdiri di dekat jendela dan memandang ke jalan – Photo by Andrea Piacquadio

Untuk meminimalisasi potensi penyebaran virus, pasien yang sedang isoman harus mengikuti beberapa panduan yang disusun oleh Kemenkes. Panduan isoman ini menjadi dasar penerapan isolasi mandiri di lingkungan rumah yang notabene berdampingan langsung dengan orang-orang sehat dan belum terpapar virus.

Adapun protokol isolasi mandiri yang dikutip dari situs P2PTM Kemenkes adalah:

  1. Pasien wajib untuk selalu memakai masker dan membuang masker bekas di tempat yang telah ditentukan.
  2. Jika timbul gejala demam, flu, dan batuk, harap tetap berada di rumah untuk mencegah penularan ke masyarakat.
  3. Manfaatkan fasilitas Telemedicine dari Kemenkes atau akun media sosial tentang kesehatan untuk berkonsultasi secara tidak langsung dengan dokter tentang gejala yang dialami.
  4. Selama isoman gunakan ruang terpisah dari anggota keluarga lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu jaga jarak minimal satu meter.
  5. Terapkan perilaku hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap habis bersin, batuk, dsb.
  6. Jaga kebersihan dan selalu sterilisasi rumah menggunakan cairan desinfektan. Jangan lupa pula untuk berjemur selama 15 sampai 30 menit setiap harinya.
  7. Hubungi fasilitas terkait apabila sakit tambah parah dan saturasi oksigen turun drastis agar bisa segera dibawa ke rumah sakit.

Rekomendasi WHO: Panduan Isoman COVID-19

Seorang pria duduk di dekat jendela memandang ke luar
Seorang pria duduk di dekat jendela memandang ke luar – Photo by Tumisu

Sedangkan berdasarkan WHO yang dikutip oleh CNN Indonesia, ada beberapa pedoman klinis untuk menangani pasien isoman Covid 19. Dokumen ini dikenal dengan nama “Clinical Management of Covid 19: Interim Guidance” yang terbit pada Maret 2020 silam. 

Dalam dokumen tersebut tercatat pedoman perawatan pasien akut Covid 19 dan lima rekomendasi WHO, yaitu:

  1. Rekomendasi penilaian klinis
  2. Rekomendasi penggunaan alat oxymeter
  3. Rekomendasi penerapan posisi terjaga untuk gejala parah
  4. Rekomendasi dosis antikoagulan tromboprofilaksis, dan
  5. Rekomendasi penggunaan paket perawatan

Kelima rekomendasi tersebut merupakan prosedur standar untuk menjaga kondisi kesehatan pasien isoman agar tetap stabil. Jika setiap pedoman dan rekomendasi dapat dilaksanakan dengan baik, pasien isoman akan sangat terbantu dalam mendeteksi dini setiap masalah kesehatan yang muncul sehingga tahu kapan harus segera dibawa ke rumah sakit.

Inilah mengapa selain persiapan lingkungan, diperlukan juga persiapan alat kesehatan untuk menunjang isolasi mandiri. Apalagi jika daerah tempat tinggal terletak jauh dari fasilitas kesehatan terdekat. 

Rekomendasi Alat Kesehatan untuk Pasien Isoman COVID-19

Seorang wanita mengecek termometer
Seorang wanita bermasker mengecek termometer – Photo by Anna Shvets

Berikut beberapa alat alat kesehatan yang perlu dimiliki oleh pasien isoman:

1. Tensimeter

Alat pertama adalah tensimeter atau pengukur tekanan darah. Dilansir dari situs Healthcare Insight, manfaat memiliki alat ini adalah untuk mengetahui kadar tensi pasien dan memantau apakah obat yang dikonsumsi sudah bekerja dengan efektif. Karena biasanya salah satu efek samping Covid 19 adalah perubahan tekanan darah secara mendadak.

2. Pulse Oximeter

Alat kedua termasuk salah satu yang direkomendasikan WHO pada panduan isoman resminya. Fungsi utamanya adalah untuk mengukur saturasi oksigen. Caranya cukup mudah, pastikan kondisi tangan dan kuku bersih, tidak panjang, ataupun sedang menggunakan cat kuku. Setelah itu nyalakan oximeter, jepit ujung jari dengan posisi kuku menghadap ke atas. Tidak lama, layar pada alat akan menunjukkan kadar oksigen dalam tubuh. 

3. Glukometer

Alat ini digunakan mengukur kadar gula dalam darah untuk meminimalisasi risiko diabetes dan penyakit kronis lainnya. Seperti yang diketahui, penderita penyakit tersebut rentan mengalami komplikasi ketika terpapar Covid 19. Jadi untuk mencegah hal tidak diinginkan, alat ini akan sangat membantu.

4. Termometer

Salah satu gejala yang sering dialami pasien Covid 19 adalah meningkatnya suhu tubuh. Untuk mencegah demam dan menjaga suhu senantiasa stabil, memiliki alat ini sangat diperlukan dalam kondisi pandemi apalagi bagi mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Selain alat kesehatan, hal lain yang tercantum dalam kebanyakan panduan isoman adalah melakukan tes simpel secara berkala seperti mencium aroma sabun setiap pagi. Apabila aromanya tidak tercium, berarti kita masih mengalami salah satu gejala Covid begitu pula sebaliknya. 

Tips Isolasi Mandiri COVID-19

panduan isoman covid-19
Seorang wanita memakai masker memandang ke luar – Photo by Nandhu Kumar

Selain beberapa panduan dan rekomendasi di atas, ada beberapa tip yang bisa dijadikan panduan agar pasien isoman lekas membaik, di antaranya:

1. Selalu Pantau Saturasi Oksigen

Untuk memantau saturasi oksigen, gunakan oxymeter secara berkala setiap beberapa jam sekali. Pastikan kadar oksigen pasien di atas 95%. Apabila alat menunjukkan saturasi oksigen sekitar 90% atau kurang, segera hubungi tenaga kesehatan untuk perawatan di rumah sakit.

Selain memantau stabilitas, Anda juga bisa meningkatkan saturasi oksigen dengan cara melakukan beberapa gerakan. Mulai dari berbaring di atas perut, berbaring ke sisi kanan, hingga berbaring sambil duduk selama masing-masing 30 menit. Lakukan gerakan tersebut secara rutin agar saturasi oksigen meningkat.

2. Konsumsi Vitamin dan Makanan Bergizi

Selama isoman, perbanyaklah konsumsi vitamin medis ataupun vitamin alami yang berasal dari buah dan sayuran. Coba pula untuk lebih rajin minum air putih agar proses metabolisme meningkat dan tubuh bisa didetoksifikasi dari segala jenis virus ataupun penyakit. 

3. Selalu Berpikir Positif

Selain bantuan medis dan asupan makanan, kita juga perlu menjaga kesehatan mental agar imun tidak menurun. Caranya dengan selalu berpikir positif dan optimis. Lakukan pula aktivitas yang menyenangkan seperti membaca buku, menonton film, atau berolahraga agar kondisi fisik maupun mental berangsur membaik.

Itulah ulasan tentang beberapa panduan isoman COVID-19 baik dari WHO, Kemenkes, maupun secara general. Jika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai berbagai pilihan obat COVID-19, silakan cek disini. Semoga bermanfaat dan jangan lupa jaga kesehatan, ya.

Featured Articles

Chat Langsung
Chat Kami di +6281214995177
Halo, Anda cari asuransi apa? Kesehatan/ jiwa/ travel/ dsb atau merek tertentu (Generali, AXA, Allianz, dsb)?