Vaksin COVID-19 dari Johnson & Johnson (Vaksin Janssen) sudah mendapatkan persetujuan dari FDA (Food and Drug Administration) atau BPOM nya Amerika Serikat. Kelebihan utama vaksin ini adalah hanya dibutuhkan satu kali suntikan saja. Lain halnya dengan sejumlah merek vaksin lain yang memerlukan dua kali suntikan atau dua dosis.
Kelebihan lain vaksin Janssen ini adalah suhu penyimpanan yang cukup praktis. Berbeda dengan vaksin Pfizer yang memerlukan suhu kutub, vaksin J&J hanya perlu suhu kulkas 2 sampai 8 derajat Celcius saja. Vaksin ini juga bisa tahan selama 3 bulan.
Apa benar vaksin ini menggunakan sel simpanse? Bukan sel sebenarnya, tapi DNA dari virus yang berasal dari simpanse, yaitu adenovirus. Selain digunakan oleh vaksin J&J, DNA dari adenovirus ini juga digunakan oleh vaksin Oxford-AstraZeneca.
Bagaimana tingkat keampuhan vaksin ini? Ketika baru dirilis, vaksin ini dinyatakan 72% ampuh mencegah penularan virus Corona. Setelah vaksin ini digunakan secara bebas selama kurang lebih 3 bulan sejak dirilis, ternyata efek sampingnya lebih terasa untuk mereka yang berusia 18 – 59 tahun ketimbang yang sudah berusia di atas 60 tahun.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah pengentalan darah. Menurut data dari CDC, hal ini terjadi pada 7 dari setiap 1 juta wanita yang divaksin, dengan usia kisana 18 – 49 tahun. Vaksin ini sepertinya lebih aman digunakan oleh pria ketimbang wanita.
Bagi Anda yang penasaran kenapa vaksin ini juga disebut vaksin Janssen, ini karena vaksinnya diciptakan oleh perusahaan Janssen Pharmaceuticals. Perusahaan asal Belgia ini diakuisisi oleh J&J pada tahun 1961. Untuk info lengkap, bacalah artikel kami mengenai Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.