- Orang tua mau menikmati hasil kerja keras, tapi takut anak tidak dapat warisan? Ini solusinya
- Manfaat Asuransi Jiwa: Keluarga Tetap Sejahtera Meski Tanpa Pencari Nafkah
- Produk No. 1 yang Wajib Dimiliki Semua Single Parent
- Terima Kasih Papa Mama!
- Anak Tidak Mau Diwarisi Usaha Orang Tua? Ini Solusinya
- Apa yang Anda Lakukan Jika Waktu Anda Tidak Lama Lagi?
Teorinya, asuransi jiwa adalah dana yang cair jika tertanggung/yang diasuransikan meninggal dunia. Simpel. Tapi ternyata, manfaat asuransi jiwa berhasil mengubah hidup banyak sekali nasabah, memberikan kebahagiaan serta solusi yang tidak terduga.
Lantas, bagaimana cara memanfaatkan produk keuangan yang satu ini untuk keuntungan Anda dan keluarga? Simak kisah-kisah berikut ini sebagai contoh praktek penerapan manfaat asuransi jiwa.
Orang tua mau menikmati hasil kerja keras, tapi takut anak tidak dapat warisan? Ini solusinya
Sepasang suami istri mencari nafkah dengan berdagang di toko. Dari tidak punya apa-apa hingga sukses bersama. Mereka memiliki tiga orang anak. Setelah lebih dari 30 tahun berdagang bersama, mereka berhasil memberikan anak-anak mereka kehidupan serta pendidikan yang baik. Mereka juga berhasil mengumpulkan tabungan yang cukup besar, yang rencananya kelak akan diwariskan ke anak-anak.
Mengapa ingin mewariskan tabungan kepada anak-anak? Padahal, masing-masing anak sudah punya pekerjaan? Suami istri ini rupanya ingin anak-anak mereka punya masa depan yang lebih baik lagi dari sekarang. Ingin standar hidupnya lebih tinggi lagi. Untuk itu, butuh modal yang tidak sedikit.
Jadi, pasangan ini tetap berhemat di hari tuanya. Meskipun saldo tabungan mereka setidaknya belasan Milyar. Sedih sekali bukan, punya uang banyak tapi tidak bisa menikmati? Maka itu, kami memberikan mereka produk spesial untuk pasangan ini.
Berkat asuransi jiwa yang sesuai, pasangan suami istri ini kini bisa menikmati jalan-jalan mewah yang sudah bertahun-tahun diimpikan. Bisa menikmati tabungan mereka dengan nyaman. Tanpa merasa bersalah, karena tidak mengurangi warisan untuk anak. Karena, sudah disiapkan warisan untuk masing-masing anak sebesar 5 Milyar. Inilah win-win situation. Orang tua bisa menikmati hasil kerja keras, dan anak-anak tetap mendapatkan warisan.
Manfaat Asuransi Jiwa: Keluarga Tetap Sejahtera Meski Tanpa Pencari Nafkah
Suami istri Kris dan Wanda mempunyai dua orang anak yang masih bersekolah. Wanda adalah ibu rumah tangga, tidak tahu menahu soal urusan bisnis Kris. Sementara Kris juga tidak pernah bercerita mengenai usahanya kepada Wanda.
Untuk membangun perusahaannya, Kris mengambil loan atau hutang bank mencapai puluhan Milyar. Jaminannya berupa aset-aset properti perusahaan yang dijadikan kantor dan gudang. Berkat kelihaian Kris, usahanya membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Segala kebutuhan Wanda dan kedua anak mereka terpenuhi, bahkan berlebih.
Malangnya, Kris mendadak meninggal di usia muda. Wanda dan kedua anak mereka merasa sangat kehilangan. Tapi, sebelum meninggal, Kris sudah mempersiapkan asuransi jiwa yang sangat besar untuk Wanda dan anak-anak mereka. Kris berpesan agar Wanda menyimpan dana asuransi jiwa tersebut ke deposito beberapa bank. Berkat menuruti pesan Kris, setiap bulannya Wanda dan anak-anak dapat hidup sangat nyaman dari bunga deposito tanpa perlu bekerja sama sekali.
Bagaimana ceritanya jika Kris tidak mengasuransikan dirinya? Bank akan menyita aset-aset jaminan hutangnya, sementara istri dan anak-anak tidak akan mendapatkan apapun. Berkat perencanaan matang Kris, meski aset jaminannya diambil alih oleh bank, Wanda dan anak-anak tetap mendapatkan warisan yang lebih dari cukup. Bukan untuk status atau kekayaan, tapi untuk menyambung standar hidup seperti halnya ketika Kris masih ada. Bahkan bagi keluarga ini, sepertinya Kris masih bersama mereka, terus mencukupi kebutuhan mereka dari alam baka.
Produk No. 1 yang Wajib Dimiliki Semua Single Parent
Ira adalah orang tua tunggal. Sudah lama Ira dan suaminya bercerai, dan tidak sepeserpun Ira dinafkahi oleh mantan suaminya tersebut. Bahkan, anak-anak mereka tidak pernah ditengok lagi oleh ayah mereka.
Meski bahtera rumah tangganya kandas, Ira berhasil berprestasi di kantor. Prestasi dan promosi berhasil diraih Ira, dan hasilnya bisa mencukupi kebutuhan putra-putri tercintanya.
Tidak hanya sekolah, anak-anak Ira bisa mengikuti les dan pendidikan luar sekolah lainnya yang memakan biaya tidak sedikit. Lambat laun, luka perceraian semakin memudar, dan anak-anak Ira pun semakin bersemangat menyongsong aktivitas sehari-hari.
Walaupun kondisi keuangan dan keluarga sudah jauh lebih baik, Ira tetap memiliki satu ketakutan. Apabila sesuatu terjadi pada dirinya, bagaimana dengan putra-putrinya? Sudah pasti, mantan suami tidak bisa diharapkan. Jadi, Ira membeli asuransi jiwa.
Kepada putranya yang sulung dan saudara yang paling ia percaya, Ira memberitahukan keberadaan asuransi jiwa tersebut. Ira juga sudah mengajari putranya dan saudaranya mengenai cara klaim asuransi jiwa tersebut. Jumlah uang pertanggungannya cukup untuk membiayai pendidikan serta hidup putra-putrinya sampai mereka lulus kuliah.
Inilah pentingnya asuransi jiwa. Setelah membeli asuransi jiwa tersebut, beban pikiran Ira pun hilang dan dirinya menjadi lebih tenang. Putra sulungnya juga merasa lebih lega. Awalnya, ia mengira harus putus sekolah dan bekerja untuk membiayai adiknya apabila sang Ibu mendadak meninggal dunia. Untunglah ada asuransi jiwa, sehingga sang putra sulung tidak lagi stress memikirkan kemungkinan yang tidak diinginkan.
Terima Kasih Papa Mama!
Anto adalah anak tunggal pasangan Rudi dan Ina. Karena kondisi ekonominya serba kekurangan, Pak Rudi dan Bu Ina harus bekerja keras sejak Anto kecil hingga dewasa demi menyekolahkan Anto. Seluruh tabungan mereka dikucurkan demi masa depan Anto. Mereka berdua sangat bersyukur karena Anto anak yang bertanggung jawab dan pintar, sehingga hasil kerja keras mereka tidak sia-sia.
Setelah lulus kuliah, Anto langsung diterima bekerja di perusahaan yang cukup ternama. Gaji yang diperoleh juga cukup besar. Karena rasa terima kasih yang mendalam kepada kedua orang tuanya, Anto kini secara rutin mengirimkan uang untuk biaya hidup Pak Rudi dan Bu Ina. Alhasil, pasangan tersebut bisa lebih menikmati hidup. Lebih bersantai karena tidak lagi perlu bekerja sekeras dulu.
Malangnya, Anto meninggal karena bencana gempa ketika ditugaskan ke luar kota. Sungguh merupakan pukulan yang besar terhadap Pak Rudi dan Bu Ina, kehilangan anak satu-satunya. Tidak dibayangkan, betapa tragis nasib putra mereka Anto yang begitu bertanggung jawab terhadap orang tuanya.
Beberapa hari setelah menerima kabar buruk tersebut, Pak Rudi dan Bu Ina dihubungi oleh seseorang, yang ternyata adalah agen asuransi Anto. Rupanya, setelah berhasil mendapatkan pekerjaan yang cukup baik, Anto dan beberapa temannya membuka polis asuransi di agen yang sama.
Anto dan teman-temannya sepakat, jika salah satu dari mereka meninggal, maka yang lain akan menghubungi sang agen asuransi, agar agen tersebut tahu bahwa nasabahnya telah meninggal. Setelah itu, si agen akan menghubungi keluarga yang ditinggalkan untuk mengurus klaim. Anto dan teman-temannya merahasiakan hal ini dari orang tua mereka karena mereka tahu, orang tua mereka umumnya masih anti asuransi.
Dana asuransi jiwa yang diberikan kepada Pak Rudi dan Bu Ina memang tidak akan pernah menggantikan keberadaan Anto. Tapi, kasih sayang Anto dan kepeduliannya terhadap kedua orang tuanya sangat mengharukan pasangan ini. Anto dapat beristirahat dengan tenang, dan sudah berhasil menjamin masa tua kedua orang tuanya.
Anak Tidak Mau Diwarisi Usaha Orang Tua? Ini Solusinya
Pak Andi dan Bu Intan merintis usaha restaurant sejak baru menikah. Setelah puluhan tahun, mereka kini sudah memiliki beberapa cabang dan karyawan. Rencananya, restaurant ini akan diwariskan ke dua orang anak mereka.
Ternyata, kedua anak mereka sama sekali tidak mau mengurus restoran. Mereka berdua sudah kenyang dengan urusan restoran sejak kecil. Selain itu, si Sulung lebih tertarik dengan usaha Event Organizer yang baru ia rintis dengan teman, sementara si Bungsu ingin fokus pada karir dan menekuni dunia fotografi.
Kenyataan ini membuat Pak Andi dan Bu Intan sedih. Tapi, mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihan, karena mereka menyadari bahwa mereka masih sangat beruntung. Punya usaha yang sukses, hidup nyaman, juga punya dua anak yang bisa mencari jalannya masing-masing. Pasangan ini menyadari bahwa mereka tidak bisa memaksakan kehendak kepada kedua anaknya tersebut. Lagipula, sudah saatnya mereka berdua pensiun dan menikmati tahun-tahun keemasan mereka.
Singkat cerita, akhirnya Pak Andi dan Bu Intan memutuskan untuk menjual restaurant mereka dengan syarat tertentu. Syaratnya adalah dua orang karyawan kepercayaan mereka masing-masing mendapatkan sejumlah saham/kepemilikan atas PT restaurantnya. Hal ini untuk menjamin keberlangsungan restoran, serta memastikan restoran kesayangan mereka tetap diurus oleh orang-orang terpercaya. Untungnya, pasangan ini berhasil mendapatkan pembeli yang setuju dengan persyaratan tersebut.
Dana hasil penjualan restoran tentunya cukup besar. Sebagian kecil mereka gunakan untuk membeli polis asuransi jiwa agar kedua anak mereka tetap mendapatkan warisan. Karena polis asuransi jiwa akan cair dalam bentuk uang, si Sulung dan si Bungsu dapat memanfaatkan dana tersebut untuk apapun keperluan mereka. Pak Andi dan Bu Intan pun lega karena tetap bisa mewariskan sesuatu kepada kedua buah hati mereka, tapi juga tidak memaksa kedua anak mereka untuk mengurus restoran.
Mengapa membeli asuransi jiwa, padahal dana hasil penjualan restoran sudah besar? Mirip seperti kisah pertama, pasangan Pak Andi dan Bu Intan ingin memanfaatkan produk asuransi jiwa agar mereka berdua bisa menikmati hasil kerja keras mereka dengan lebih maksimal. Bayangkan, untuk mendobelkan hasil penjualan restaurant dengan asuransi jiwa, hanya perlu dana sebesar 3% untuk premi tahunan. Penasaran? Tanyakan langsung pada konsultan kami ya!
Apa yang Anda Lakukan Jika Waktu Anda Tidak Lama Lagi?
Jalan-jalan keliling dunia? Berkumpul dengan orang-orang tercinta? Segera melakukan hal-hal dari bucket list? Coba simak kisah pasangan ini.
Ada sepasang suami istri yang hidup bahagia. Sayangnya, suatu hari sang suami didiagnosa menderita sakit kritis fatal, dan waktunya tinggal beberapa bulan lagi. Diagnosa ini tentunya membuat mereka berdua sangat sedih. Apalagi, pasangan ini sudah bertahun-tahun hidup berdua saja tanpa anak, jadi pastinya akan merasa sangat kehilangan.
Namun, mereka berdua berusaha mengontrol diri, dan mencoba menikmati hari-hari terakhir bersama dengan penuh kebahagiaan. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda tahu waktu Anda tidak lama lagi? Untuk pasangan ini, jawabannya jalan-jalan keliling dunia.
Lalu, bagaimana dengan biayanya? Pasangan ini tidak khawatir. Untungnya, mereka berdua punya asuransi jiwa yang memadai. Jadi, keduanya langsung berhenti bekerja, lalu berjalan-jalan keliling dunia. Tanpa memusingkan urusan biaya. Waktu terakhir mereka bersama menjadi waktu paling membahagiakan bagi pasangan tersebut.
Sampai akhirnya sang suami meninggal dunia. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyenangkan hari-hari terakhir sang suami kembali melalui cairnya asuransi jiwa. Bahkan, masih ada cukup banyak dana tersisa untuk sang istri.
Dengan perencanaan asuransi jiwa yang baik, sang istri bisa membahagiakan sang suami tanpa mengorbankan tabungan untuk masa depannya. Mereka bisa menikmati saat-saat kebersamaan tanpa dirundung rasa was-was.
Demikian berbagai kisah pengalaman nyata manfaat asuransi jiwa para nasabah kami. Semoga pengalaman mereka memberikan inspirasi dan semangat bagi Anda untuk mensiasati hidup ke depannya. Cek juga artikel kami Cara Asuransi Bikin Kamu Kaya. Jangan ragu untuk bertanya pada konsultan kami mengenai kebutuhan asuransi jiwa Anda!