MSG atau yang biasa lebih kerap disebut micin merupakan bumbu yang terbukti mampu membuat cita rasa makanan jadi lebih sedap. Namun, benarkah micin ini berbahaya? Apa benar kebanyakan makan micin bisa mempengaruhi kepribadian kita? Mari kita simak bagaimana bahaya MSG yang dipakai secara berlebihan dapat memberikan efek samping pada tubuh dan otak.
- Apa Itu MSG?
- Mengapa MSG Dianggap Bahaya?
- Berapa Banyak Konsumsi MSG yang Disarankan?
- Risiko Penggunaan MSG yang Berlebihan
- 1. Sindrom Umum Kebanyakan MSG
- 2. Kerusakan Sel Saraf
- 3. Obesitas dan Kegemukan
- 4. Kerusakan Ginjal dan Depresi
- Kesimpulan
Apa Itu MSG?
MSG merupakan singkatan dari monosodium glutamate, yakni bahan yang dihasilkan dari asam amino glutamat (biasa juga disebut glutamate acid). Jenis asam amino ini sebenarnya dapat diproduksi sendiri oleh tubuh dan memiliki berbagai peran penting bagi tubuh.
MSG yang diproses oleh industri untuk keperluan bumbu penyedap memiliki bentuk berupa bubuk kristal berwarna putih yang menyerupai meja garam atau gula. Adapun dalam prosesnya, penggunaan MSG menggunakan natrium dan asam glutamate. Bahan ini pun memberikan rasa gurih yang pas untuk menyempurnakan cita rasa makanan. Karena itu, tak heran jika penggunaannya sangat luas terutama di Asia meski informasi mengenai bahaya micin bagi kesehatan telah lama meluas di seluruh dunia.
Mengapa MSG Dianggap Bahaya?
Banyak orang menggaungkan tentang bahaya micin, tetapi tak benar-benar dapat memberi penjelasannya. Sebenarnya, micin itu berbahaya gak sih?
Asam glutamat dari micin (MSG singkatan dari monosodium glutamat) pada dasarnya merupakan salah satu jenis dari neurotransmitter. Apa sih neurotransmitter itu? Gampangnya, neurotransmitter adalah pembawa pesan ke otak, yang mempengaruhi pikiran serta mood kita. Contoh neurotransmitter yang terkenal adalah adrenalin yang biasanya timbul saat orang berkompetisi. Atau endorfin, yang membuat kita merasa nyaman dan senang, biasanya timbul setelah berolahraga atau berhubungan dengan pasangan.
Coba lihat gambar di bawah ini untuk berkenalan dengan beberapa neurotransmitter.
Kembali lagi ke glutamat, yang merupakan salah satu neurotransmitter penting untuk meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar. Maka dari itu, asam glutamat sebenarnya penting dan sangat diperlukan tubuh. Senyawa ini bahkan ada di lebih dari 90% sinaps otak. Kendati begitu, jumlahnya tetap harus dikendalikan sehingga tidak menimbulkan kekacauan. Dengan kata lain, terlalu banyak micin akan menyebabkan stimulasi sel saraf otak yang berlebihan.
Ketakutan terhadap penggunaan MSG pun sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Hal ini terjadi saat sebuah penelitian di tahun 1969 menemukan bahwa suntikan MSG dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir menyebabkan adanya efek neurologis yang berbahaya. Jurnal hasil penelitian Jiangsung Nutrition Study menyatakan pula bahwa konsumsi MSG dapat menaikkan tekanan darah.
Berapa Banyak Konsumsi MSG yang Disarankan?
Penggunaan MSG tidak selalu menimbulkan risiko kesehatan selama dilakukan dengan bijak. Idealnya, seperti dikutip dari konsumsi micin dapat bervariasi dari 0,5 sampai 1,7 mg per hari.
Sebagaimana dikutip dari Healthline, standar di beberapa negara terkait jumlah penggunaan harian MSG pun bervariasi, antara lain Jepang dan Korea sekitar 1,2 hingga 1,7 gram per hari dan 0,55 hingga 0,58 gram per hari untuk area Amerika Serikat dan Inggris.
Risiko Penggunaan MSG yang Berlebihan
Apa sebenarnya bahaya micin?
Bahaya monosodium glutamat yang dikonsumsi secara berlebihan sangat beragam. Risiko kesehatan ini bervariasi tingkat keparahannya, mulai dari yang ‘hanya’ memberi gejala seperti kesemutan dan mual hingga kerusakan ginjal dan depresi.
Sindrom Umum Kebanyakan MSG
Dampak kebanyakan makan micin yang pertama adalah kondisi yang membuat penderitanya mengalami keluhan seperti mual, lemah, letih, mengantuk, jantung berdebar lebih kencang, mati rasa, sakit kepala, kemerahan, atau kesemutan. Tingkat keparahan tiap orang berbeda, tetapi mereka yang lebih sensitif terhadap MSG tentu akan merasakan gejala tersebut dengan lebih berat.
Sindrom ini dapat terjadi jika Anda mengonsumsi micin lebih dari 3 gram tiap hari. Beberapa peneliti berspekulasi hal ini dapat terjadi karena asam glutamat yang berjumlah terlalu besar tersebut dapat menembus barrier darah-otak dan berinteraksi neuron yang kemudian menyebabkan pembengkakan sekaligus cedera otak.
Kerusakan Sel Saraf
Inilah bahaya micin berlebih yang bikin resah. Seperti yang disebut sebelumnya, jumlah asam glutamat yang terlalu tinggi dapat mengganggu kinerja sel saraf. Sel-sel saraf tidak dapat menjalankan sinyal untuk melakukan aksi sebagaimana mestinya sehingga beberapa koordinasi tubuh pun jadi ikut terganggu.
Obesitas dan Kegemukan
Siapa bilang risiko obesitas dan kegemukan hanya dialami oleh mereka yang mengonsumsi gula secara berlebihan? Faktanya, konsumsi MSG dalam jumlah banyak terutama dalam jangka waktu panjang juga berpotensi menimbulkan kenaikan berat badan secara tidak sehat.
Akibat kebanyakan makan micin ini berpengaruh terhadap asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Rasa gurih yang menggugah selera cenderung membuat orang menjadi lebih lahap dalam mengonsumsi makanan tersebut.
Kerusakan Ginjal dan Depresi
Mengonsumsi MSG dalam jumlah besar dalam waktu panjang juga berpotensi merusak organ tubuh vital seperti ginjal. Apabila salah satu organ tubuh terganggu atau bahkan telah kehilangan fungsi utamanya, risiko komplikasi pun bukannya tidak mungkin terjadi. Kalau sudah begitu, penanganan yang diperlukan untuk mengembalikan tubuh dapat kembali bekerja ke kondisi awal sangatlah berat.
Di samping fisik, konsumsi MSG berlebihan juga berdampak pada kondisi mental seseorang. Depresi merupakan salah satu contohnya. Kondisi ini dapat terjadi akibat menurunnya level serotonin akibat terlalu banyaknya asupan asam glutamat pada tubuh. Adapun serotonin adalah neurotransmitter yang memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang.
Kesimpulan
MSG sesungguhnya bukanlah zat yang berbahaya. Namun, risiko bahaya monosodium glutamat tetap dapat terjadi apabila jumlahnya terlalu banyak di dalam tubuh—terlebih mengingat bahwa tubuh pun dapat memproduksi sendiri zat kimiawi ini.
Maka dari itu, penting untuk bijak dalam menggunakan MSG. Ada banyak opsi lain untuk menciptakan hasil rasa yang pas daripada selalu menggantungkan pada produk penyedap rasa instan. Teliti pula apakah makanan yang dibeli—seperti snack atau bahan makanan lainnya—juga memiliki kandungan monosodium glutamat yang tinggi atau tidak.